Misteri Bayi Tendang Perut Ibu di Dalam Kandungan Akhirnya Terungkap

Ilustrasi hamil/ibu hamil/USG.
Sumber :
  • Freepik/tirachardz

VIVA Digital – Misteri yang sudah ada berabad-abad tentang mengapa bayi menendang ibu mereka di perut akhirnya terpecahkan, menurut sebuah studi peer-review baru yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

First Time Mom Pasti Relate, Influencer Ini Share Pengalaman Bedain MPASI Anak Pertama dan Kedua

Bayi yang belum lahir mulai bergetar, bergoyang, berguling-guling dan menendang di dalam rahim sejak usia kehamilan rata-rata 16 minggu.

"Gerakan spontan" sudah lama diyakini terjadi secara acak, sampai penelitian baru mengungkapkan bahwa latihan ini membantu mereka melatih tubuh kecil mereka.

Meskipun Sudah Lulus Ternyata Gelar Doktor Bisa Dicabut Jika…

Ilmuwan dari University of Tokyo telah menemukan bahwa "berolahraga" di dalam rahim sebenarnya memainkan peran penting dalam perkembangan anak usia dini, termasuk koordinasi tangan-mata.

Inspiratif, Nukila Evanty Menjaga Identitas dan Hak Suku Laut di Tengah Arus Modernisasi

Ilustrasi hamil/ibu hamil.

Photo :
  • Freepik/lookstudio

"Kami terkejut bahwa selama gerakan spontan, gerakan bayi 'mengembara' dan mereka mengejar berbagai interaksi sensorimotor," kata pemimpin penulis studi Hoshinori Kanazawa, seorang profesor di Universitas Tokyo. "Kami menamakan fenomena ini 'pengembaraan sensorimotor'." melansir Metro UK, Rabu, 28 Desember 2022.

Tendangan dalam rahim rata-rata dapat membawa kekuatan lebih dari 10 pound atau 4.5 kg dan telah membingungkan para ilmuwan selama berabad-abad, menurut penelitian sebelumnya yang diterbitkan dalam Journal of the Royal Society Interface.

Namun, model studi kasus baru telah mengungkapkan bagaimana aktivitas fisik ini benar-benar membantu bayi di rahim belajar mengendalikan tubuhnya.

Tim peneliti menggunakan teknologi penangkapan gerak untuk merekam gerakan sendi dari 12 bayi baru lahir yang sehat, semuanya berusia kurang dari 10 hari, serta 10 bayi muda berusia sekitar 3 bulan.

Ilustrasi janin dalam kandungan.

Photo :
  • Pixabay

Model komputer muskuloskeletal melacak aktivitas otot dan input sensorik di seluruh tubuh. Para peneliti menemukan bahwa pola interaksi otot berkembang berdasarkan perilaku eksplorasi acak bayi dan kemudian membantu mereka melakukan gerakan berurutan.

Penelitian sebelumnya telah berfokus pada gerakan pada persendian atau bagian tubuh versus penelitian baru ini yang mempelajari aktivitas otot dan sinyal masukan sensorik untuk seluruh tubuh.

"Secara umum, diasumsikan bahwa pengembangan sistem sensorimotor umumnya bergantung pada terjadinya interaksi sensorimotor yang berulang, artinya semakin banyak Anda melakukan tindakan yang sama, semakin besar kemungkinan Anda untuk mempelajari dan mengingatnya, ”jelas Kanazawa.

“Namun, hasil kami menyiratkan bahwa bayi mengembangkan sistem sensorimotor mereka sendiri berdasarkan perilaku eksplorasi atau rasa ingin tahu, sehingga mereka tidak hanya mengulang tindakan yang sama tetapi berbagai tindakan.

Selain itu, temuan kami memberikan hubungan konseptual antara gerakan spontan awal dan aktivitas saraf spontan.”  lanjutnya. 

Ilustrasi bayi/anak/parenting.

Photo :
  • Freepik/bristekjegor

Pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana sistem sensorimotor berkembang dapat membantu mendapatkan wawasan tentang asal mula gerakan manusia, serta mencapai diagnosis gangguan perkembangan lebih awal, lapor para peneliti.

Sementara itu, ini hanyalah penemuan terbaru tentang bagaimana tubuh dan otak bayi berkembang di dalam rahim.

Studi lain baru-baru ini menemukan bahwa hanya satu minuman beralkohol per minggu selama kehamilan dapat mempengaruhi otak bayi.

Bayi yang terpapar alkohol dalam jumlah rendah hingga sedang memiliki bentuk otak yang berubah secara fisik dan perkembangan otak yang tertunda.

Selanjutnya, Kanazawa ingin melihat bagaimana pengembaraan sensorimotor memengaruhi perkembangan selanjutnya, seperti berjalan dan menjangkau, bersamaan dengan perilaku yang lebih kompleks dan fungsi kognitif yang lebih tinggi.

“Latar belakang asli saya adalah rehabilitasi bayi,” katanya. “Tujuan besar saya melalui penelitian saya adalah untuk memahami mekanisme yang mendasari perkembangan motorik dini dan untuk menemukan pengetahuan yang akan membantu mendorong perkembangan bayi.” lanjutnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya