Percaya Ilmu Hitam dan Karma Bisa Bikin Orang Tidak Bahagia

Ilustrasi bahagia.
Sumber :
  • pixabay

VIVA Tekno – Berbagai macam fobia dapat dialami oleh beberapa orang, seperti ketakutan yang tidak rasional hingga kebencian yang dipicu oleh objek atau situasi tertentu. Berbasiskan hal tersebut, tim peneliti berangkat untuk menyelidiki alasan di baliknya.

Ketakutan untuk mengalami kegembiraan mendorong upaya yang disengaja untuk menghindari emosi yang sering dipicu oleh faktor-faktor seperti masa kanak-kanak yang tidak bahagia, perfeksionisme yang tidak semestinya, kesepian, dan kepercayaan pada ilmu hitam serta karma.

Beberapa orang benar-benar membenci kebahagiaan, atau memiliki 'keengganan' terhadapnya, kata Mohsen Joshanloo, seorang profesor psikologi di Universitas Keimyung di Korea Selatan, dan penulis studi tersebut.

Psikolog lintas budaya menggambarkan konsep ini sebagai 'keyakinan bahwa mengalami atau mengungkapkan kebahagiaan dapat menyebabkan hal-hal buruk terjadi'.

Ilustrasi bahagia.

Photo :
  • U-Report

“Kebahagiaan biasanya disebut sebagai tujuan akhir kehidupan yang diperjuangkan (atau harus diperjuangkan) setiap orang. Tetapi sekitar satu dekade yang lalu, saya percaya bahwa ini tidak berlaku untuk semua orang,” jelas Joshanloo.

Kembali pada 2013, Joshanloo membuat lima item 'skala ketakutan akan kebahagiaan'. Sekarang dia menggunakannya pada mata pelajaran di banyak negara.

Ia menemukan bahwa orang-orang di beberapa budaya cenderung memprioritaskan kerja keras, agama, keadilan, moralitas, keunggulan, dan prestise daripada kebahagiaan.

Tapi itu belum semuanya karena beberapa individu benar-benar mempertanyakan perlunya berjuang untuk bahagia. Mereka tampaknya berpikir bahwa kebahagiaan bisa berbahaya.

"Saya memulai serangkaian studi tentang rasa takut akan kebahagiaan atau keengganan terhadap kebahagiaan dalam budaya yang berbeda untuk menyangkal anggapan luas bahwa semua orang terus-menerus berjuang untuk kebahagiaan dan memprioritaskan kebahagiaan di atas segalanya," imbuhnya.

Ilustrasi Ilmu Hitam

Photo :
  • VIVA.co.id/Glory Natha

Sebanyak 871 orang dewasa yang berpartisipasi dalam penelitian ini berasal dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Spanyol, Belanda, Brasil, Vietnam, Filipina, India, dan Rumania.

Mereka diminta untuk menanggapi survei online, di mana peserta menilai persetujuan mereka dengan pernyataan seperti, "Saya lebih suka tidak terlalu gembira, karena biasanya kegembiraan diikuti oleh kesedihan".

Survei tersebut juga menyertakan ukuran sembilan variabel prediktor potensial, mengutip dari situs Sputniknews, Senin, 26 Desember 2022.

Sebagian besar orang yang tidak menyukai kegembiraan percaya pada ilmu hitam atau karma, dan menyimpan kenangan masa kecil yang tidak bahagia.

Denise Chariesta Ngaku Menyesal Dulu Suka Ribut, Alasannya Bikin Haru

"Pada tingkat individu, kepercayaan pada fenomena paranormal, dan memiliki pemahaman kolektivistik tentang kebahagiaan berhubungan positif dengan keengganan terhadap kebahagiaan," kata studi tersebut.

Rahasia Kebahagiaan ala Zaidul Akbar: Obat Mujarab untuk Segala Penyakit
Studi Artificial Intelligence (AI)

Pertama di Indonesia, Program Studi Artificial Intelligence (AI) Diluncurkan

Mulai dari informasi mengenai program studi yang ditawarkan, kehidupan kampus, hingga kegiatan akademik dan non-akademik, semuanya dapat dijawab dengan cepat dan mudah

img_title
VIVA.co.id
6 November 2024