AS Kepung China, Rusia dan Korea Utara dari Langit

Pasukan Luar Angkasa AS di Korea Selatan.
Sumber :
  • Song Kyung-Seok/Pool Photo via AP.

VIVA Tekno – Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat (US Space Force) resmi mendirikan pusat komando pertama di Korea Selatan, tepatnya Pangkalan Angkatan Udara Osan, 65 kilometer dari ibu kota Seoul.

Pria Rusia yang Bakar Al-Quran Dihukum Tambahan 14 Tahun Penjara atas Tuduhan Pengkhianatan

Kehadiran cabang militer terbaru AS ini untuk mengawasi sekaligus mengepung China, Rusia, dan Korea Utara.

Seperti dikutip dari Russia Today, Jumat, 16 Desember 2022, pendirian pusat komando ini akan membantu mengoordinasikan operasi luar angkasa di Semenanjung Korea, seperti mendeteksi peluncuran rudal oleh Korea Utara dan mengawasi komunikasi satelit.

NewJeans Resmi Tinggalkan ADOR, Danielle: Kami Tidak akan Pernah Mati

"Kehadiran Pusat Komando Angkatan Luar Angkasa meningkatkan kemampuan kami untuk mempertahankan tanah air dan memastikan perdamaian serta keamanan di Semenanjung Korea dan di Asia Timur Laut,” kata Komandan Pasukan Gabungan AS di Korea Selatan, Jenderal Paul LaCamera.

Intelijen Jerman: Rusia Sedang Persiapkan Perang dengan NATO

Amerika Serikat (AS) vs China di luar angkasa.

Photo :
  • SpaceNews

Ketika ditanya bagaimana musuh AS harus menafsirkan kehadiran Angkatan Luar Angkasa di negeri Ginseng, ia berharap jika hal itu akan mencegah konflik terbuka.

“Harapannya adalah mereka (China, Rusia, dan Korea Utara) melihat kami siap (menghadapinya). Saya selalu cek kesiapan pasukan setiap pergi, siang, dan malam. Itulah (pesan) yang kami ingin sampaikan. Siapa pun musuhnya," ungkap Paul.

Sebagai informasi, Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat (US Space Force) dibentuk pada 2019 dan sudah mendirikan pusat komando regional Indo-Pasifik di Hawaii, AS pada bulan lalu.

Nah, pusat komando di Korea Selatan adalah subkomponen dari Angkatan Luar Angkasa AS wilayah Indo-Pasifik. Militer Amerika Serikat memiliki sekitar 750 pangkalan di 80 negara di seluruh dunia.

Paman Sam telah menuai kritik karena mempersenjatai pasukan untuk ruang angkasa. Departemen Pertahanan atau Pentagon membantah bahwa jika negaranya memperlakukan luar angkasa sebagai "domain perang" karena ancaman dari Rusia dan China.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya