Hati-Hati, Pohon Natal Bisa Picu Masalah Kesehatan
- Winsconsin
VIVA Digital – Suka cita merayakan Natal tentu rasanya kurang jika tak mendirikan atau memajang Pohon Natal yan dihiasi berbagai orname-ornamen khas natal. Namun, ada yang harus diwaspadai dengan pohon Natal, karena ternyata bisa berbahaya untuk kesehatan. Beberapa orang dapat menderita alergi pohon Natal atau yang dinamakan sindrom pohon Natal.
"Christmas Tree Syndrome" atau Sindrom Pohon Natal adalah reaksi alergi terhadap pohon asli atau buatan yang dapat menyebabkan, bersin berkepanjangan, batuk, sakit mata, bahkan hingga serangan asma yang fatal.
Menurut Profesor Sheryl Van Nunen, juru bicara Dewan Asma Nasional dari Australia, baik pohon asli maupun buatan memiliki bahaya serius yang terkait dan tindakan perlu diambil untuk mengurangi risiko buruk. "Pohon Natal asli seperti cemara dan pinus dapat mengumpulkan banyak serbuk sari dari tanaman lain sebelum ditebang, yang dapat memicu gejala asma dan demam setelah Anda membawanya pulang," katanya.
Namun, ia melanjutkan, mudah untuk menghindarinya "Cukup sirami pohon di luar sebelum Anda membawanya masuk ke rumah," jelasnya. "Kemudian potong 2,5 cm dari bagian bawah sehingga Anda dapat menyirami pohon dan (itu) akan tetap dalam kondisi yang "hidup" dan tidak terlalu cepat mengering, tetapi ingat untuk tidak mencobanya dengan lampu listrik," lanjunya.
"Jangan terlalu lama biarkan pohon di dalam rumah (lebih dari sebulan)," jelasnya.
Tidak hanya pohon Natal asli yang menimbulkan risiko bagi penderita asma dan alergi, tetapi pohon buatan juga dapat membawa alergen. "Pohon buatan dapat menumpuk debu dan jamur, tergantung bagaimana penyimpanannya, kebanyakan dari kita menyimpan pohon Natal selama bertahun-tahun," kata van Nunen.
Tapi seperti pohon sungguhan, ada beberapa langkah sederhana untuk mencegah reaksi alergi. "Dengan pohon buatan, yang perlu Anda lakukan adalah memeriksanya di luar dan memeriksa apakah ada jamur, kirim orang yang tidak alergi ke keluarga dalam misi ini, lalu goyangkan dan bersihkan dan Anda akan memiliki pohon buatan yang sehat," katanya.
Profesor Van Nunen mengatakan sindrom itu pertama kali ditemukan dan dijabarkan pada tahun 1929, ketika asma beberapa orang memburuk di rumah sakit setelah pohon Natal didirikan di bangsal.
Diperkirakan sindrom tersebut mempengaruhi sekitar 6 persen orang.