Manusia Cenderung Lupa dengan Hal-hal Sederhana, Kok Bisa Sih

ilustrasi ketika lupa.
Sumber :
  • U-Report

VIVA Digital – Seorang pakar ingatan mengungkapkan fakta yang cukup mengejutkan perihal ingatan manusia.

Working Memory Kasusnya Meningkat pada Anak, Kenali Sebab dan Solusinya

Dilansir dari Wall Street Journal, rupanya akhir-akhir ini manusia merasa sulit mengingat hal sederhana seperti nama teman atau rekan kerja yang sudah lama tak jumpa, kata-kata yang seharusnya mudah diucapkan, dan melakukan kegiatan rutin.

Rupanya hal tersebut disebabkan oleh ritme kehidupan modern yang serba cepat. Misalnya, saat sampai rumah dari kantor, kita sudah disambut dengan aktivitas lain sehingga bisa melupakan aktivitas yang biasa dilakukan.

6 Manfaat Sarapan untuk Anak, Salah Satunya Cegah Obesitas

Semua perubahan ini diketahui menghabiskan energi kognitif yang seringkali lebih banyak daripada yang kita pikirkan. Kendati begitu, tak heran jika manusia tidak bisa mengingat apa yang dimakan saat sarapan. Pikiran menjadi bergumul saat transisi memori.

Terpopuler: Pengusaha Dubai Beli Pulau Ratusan Miliar, Nonton Film Porno Sebabkan Kelainan Otak

Ilustrasi lupa.

Photo :
  • http://indotopinfo.com

Otak kita seperti komputer dengan begitu banyak tab yang terbuka saat ini,” kata Sara C. Mednick, ahli saraf dan profesor ilmu kognitif di University of California, Amerika Serikat (AS).

“Hal itu memperlambat kekuatan pemrosesan dan memori adalah salah satu area yang terputus-putus,” sambungnya. Selain ritme kehidupan yang cepat, stres akut dan kumulatif juga menjadi penyebab manusia jadi lebih cepat lupa dengan hal sederhana.

Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Shields selaku asisten profesor di departemen ilmu psikologi di University of Arkansas, AS menunjukkan bahwa orang-orang yang pernah mengalami stres belakangan ini mengalami gangguan ingatan.

Stres secara negatif memengaruhi rentang perhatian dan kualitas tidur – yang juga berdampak pada memori serta dapat merusak otak yang berujung masalah ingatan lebih lanjut.

Terlalu banyak menyerap informasi juga bisa mengacaukan otak. Melakukan hal lain sambil melihat berbagai informasi melalui ponsel malah membuat otak sulit menyimpan memori ke otak dan peristiwa seperti tiba-tiba lupa nama kerja kerja yang sedang berbicara bisa saja terjadi.

Lalu ketika pandemi Covid-19, mayoritas melakukan hal yang sama berulang-ulang sehingga otak menjadi ‘kebas’ dengan ingatan tertentu.

“Ketika semua pengalaman kita menyatu, sulit untuk mengingat salah satu dari mereka sebagai sesuatu yang berbeda,” tutur Zachariah Reagh, ahli saraf kognitif dan asisten profesor ilmu psikologi serta otak di University of Washington, AS.

Memori menurun seiring dengan bertambahnya usia, tapi ilmu kedokteran belum mengetahui jelas kapan tepatnya. Orang menua secara kognitif pada tingkat yang berbeda.

Beberapa penelitian mengungkapkan puncak kemampuan mengingat terjadi di usia 20-an dan secara bertahap menurun sejak itu – kemudian menurun secara tajam dimulai sekitar usia 60 tahun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya