Masyarakat Indonesia Bisa Melihat Hujan Meteor Usai Salat Isya Malam Nanti
- Twitter/@photolucu
VIVA Tekno – Hari ini akan terjadi dua fenomena hujan meteor, yakni Monoceratid Desember dan Sigma Hydrid. Hujan meteor merupakan sejumlah meteor yang jatuh dan melewati permukaan Bumi dalam jumlah banyak sehingga terlihat seperti hujan yang turun.
Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (OR PA) menjelaskan bahwa meteor adalah penampakan jalur jatuhnya meteoroid ke atmosfer Bumi, disebabkan oleh panas yang dihasilkan tekanan ram.
"Untuk mengamati hujan meteor ini, tidak perlu menggunakan alat bantu optik, cukup dengan mata saja dan pastikan tidak ada objek yang menghalangi sudut dan bebas dari polusi cahaya," jelas mereka melalui Instagram @lapan_ri, Kamis, 8 Desember 2022.
Monoceratid Desember
Hujan meteor ini asal kemunculannya di konstelasi Monoceros yang terikat dengan konstelasi Orion dan Gemini. Ini bisa disaksikan dari arah timur selepas isya hingga sebelum Matahari terbit di arah barat.
Kemunculannya di konstelasi Monoceros yang berbatasan dengan konstelasi Orion dan Gemini. Ini dapat disaksikan dari arah timur selepas isya hingga sebelum
Untuk intensitasnya sendiri di Indonesia hanya dua hingga tiga meteor per jam karena ketinggian titik radian saat transit antara 77-88 derajat di atas ufuk utara. intensitasnya sendiri di radian saat transit antara 77-88 derajat di atas ufuk utara.
SigmaSigma HydridHydrid
Peristiwa langit ini juga akan jatuh pada 8 Desember yang bisa disaksikan dari arah timur pukul 21:15 waktu setempat hingga meredup di arah barat sebelum Matahari terbenam.
Titik radiannya dari bintang Sigma Hydrae konstelasi Monoceros.meredup di arah barat sebelum Matahari terbenam. Titik radiannya dari bintang Sigma Hydrae konstelasi Monoceros.
IntensitasnyaIntensitasnya enam hingga tujuh meteor per jam karena ketinggian titik radian saat transit antara 77-90 derajat di atas ufuk selatan dan 86-90 derajat di atas ufuk utara.
Radian saat transit antara 77-90 derajat di atas ufuk selatan dan 86-90 derajat di atas ufuk utara. Hujan meteor Sigma Hydrid berasal dari sisa debu benda langit yang tidak diketahui. Meteor geosentrik Kelanjuan ini mencapai 208.800 kilometer per jam.
Selain itu akan ada hujan meteor Geminid pada 14 Desember, Coma Berenicid 16 Desember, Leonis Minorid 19 Desember dan Ursid 23 Desember 2022, menjadi terakhir sekaligus satu-satunya yang tidak terganggu oleh interferensi cahaya alami dari Bulan.