Pabrik Baru Daikin Terapkan Internet of Things dan Artificial Intelligence
- Analytics Insight
VIVA Tekno – Daikin merealisasikan investasinya di Indonesia, dengan memulai pembangunan fasilitas produksi pendingin ruangan atau air conditioner (AC) senilai Rp3,3 triliun.
Menempati lahan seluas 204 ribu meter persegi di kawasan industri Greenland International Industrial Center Cikarang, pabrik AC ini dirancang memiliki kapasitas produksi penuh mencapai 1,5 juta unit setiap tahunnya.
Pembangunan fase pertama fasilitas produksi ini bakal mencapai luas 51.000 meter persegi. Mereka akan memulai produksi perdana pada Desember 2024 mendatang, dan jumlah AC yang diproduksi di tahun pertama ditargetkan sebanyak 500.000 unit.
“Keberadaannya menjadi bagian strategi kami mengukuhkan posisi sebagai pemimpin pasar AC di Indonesia, yang bakal mengalami peningkatan signifikan untuk hunian ke depannya,” ujar Member of The Board and Senior Executive Officer Daikin Industries Limited, Yoshihiro Mineno melalui keterangan resmi, dikutip Sabtu 3 Desembe 2022.
Yoshihiro Mineno menyatakan, dalam operasionalnya nanti pabrik baru itu akan mengadopsi teknologi canggih terkini, termasuk pemanfaatan Internet of Things atau IoT dan Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan.
Produk yang bakal diproduksi nantinya juga hanya AC inverter, yang telah terbukti sebagai teknologi hemat listrik dan menggunakan bahan pendingin (refrigerant) R32 yang dikenal lebih ramah lingkungan.
“Hal ini merupakan dukungan Daikin, untuk sejalan dengan pengembangan industri 4.0 yang dicanangkan pemerintah Indonesia,” ungkapnya.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier mengapresiasi realisasi investasi PT Daikin Industries Indonesia di Tanah Air.
Menurutnya, kebutuhan AC untuk rumah tangga saat ini masih sangat besar, mencapai dua juta unit. Namun, angka impor untuk produk AC juga masih terbilang tinggi.
"Ini menjadi investasi terbesar di tahun 2022 di sektor elektronika. Prospek untuk diproduksinya AC rumah tangga sangat besar, apalagi kapasitas 1,5 juta ini paling tidak akan mengurangi 490 juta dolar impor AC,” tuturnya.