Umat Manusia Terancam Virus Kuno yang Hidup Kembali

Ilustrasi virus corona/COVID-19/laboratorium.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA Tekno – Permafrost yang mencair dapat menimbulkan ancaman bagi umat manusia, para ilmuwan telah memberi peringatan setelah menghidupkan kembali virus kuno yang membeku selama puluhan ribu tahun.

Angka Pneumonia Anak Masih Tinggi, Inilah Jadwal Imunisasi Terbaru dari IDAI untuk Vaksin PCV

Virus seperti ini masih mampu menginfeksi organisme hidup, kata tim internasional setelah mereka mengamati sembilan virus purba yang ditemukan di permafrost Siberia yang menginfeksi amuba di laboratorium.

Virus kuno yang baru ditemukan berusia hampir 50.000 tahun, kata tim tersebut. Sebelumnya 48.500 tahun adalah rekor dunia, kata Jean-Michel Claverie, anggota tim dan peneliti di Universitas Aix-Marseille di Prancis.

Menteri Hanif Blak-blakan soal Banyaknya Laboratorium Lingkungan di RI Belum Terintegrasi

Tim mempelajari total tujuh virus purba dalam studi terbarunya. Grup tersebut menerbitkan pracetak karya mereka pada awal November.

Kelompok yang beranggotakan ilmuwan dari Rusia, Prancis, dan Jerman ini sebelumnya berhasil menghidupkan kembali dua virus kuno lainnya yang berusia 30.000 tahun. 

Analisa Kandungan Protein pada Sampel Makanan Kini Lebih Mudah

Virus purba yang ditemukan dan dihidupkan kembali oleh tim tersebut dianggap paling kuno yang pernah dihidupkan kembali, meskipun peneliti lain mengklaim telah menghidupkan kembali bakteri yang dikatakan berusia hingga 250 juta tahun.

Danau Baikal - Siberia

Photo :
  • pixabay

Semua virus kuno yang dihidupkan kembali oleh tim adalah jenis pandoravirus, sekelompok virus purba raksasa yang hanya mampu menginfeksi organisme bersel tunggal seperti amuba.

Namun, fakta bahwa kesembilan virus kuno masih mampu menginfeksi sel hidup setelah menghabiskan puluhan ribu tahun di permafrost mengartikan bahwa virus lain yang terperangkap di sana, yang berpotensi menularkan tumbuhan, hewan, atau bahkan manusia dapat dilepaskan dan dihidupkan kembali.

“Ada bahaya yang nyata. Ada bakteri dan virus kuno yang keluar setiap hari. Namun, sejauh ini tidak mungkin untuk menentukan secara tepat tingkat potensi bahayanya," imbuhnya.

Rusia telah memperingatkan tentang bahaya yang dapat timbul akibat terus mencairnya permafrost yang disebabkan oleh perubahan iklim, melansir dari situs Russian Today, Jumat, 25 November 2022.

Mencairkan tanah yang telah sangat beku selama berabad-abad atau bahkan ribuan tahun masih dapat mengandung beberapa spora bakteri dan virus 'zombie', menurut Nikolay Korchunov, Perwakilan Senior Rusia di Dewan Arktik.

Moskow menganggap bahayanya cukup serius untuk meluncurkan proyek keamanan hayati dan telah meminta semua negara Dewan Arktik lainnya untuk bergabung. Selain Rusia, organisasi antar pemerintah termasuk AS, Kanada, Denmark, Norwegia, Islandia, Finlandia, dan Swedia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya