Dana Darurat, Investasi, dan Asuransi, Ternyata Ini yang Harus Didahulukan agar Keuangan Stabil

Ilustrasi investasi.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Menginjak tahun ketiga, pandemi virus Korona masih terus berlangsung walaupun penyebaran dan penanganannya terbilang telah terkontrol. Di samping itu, kondisi ekonomi juga lambat laun tengah kembali membaik, meski masyarakat tetap harus menjaga keuangannya guna mengantisipasi terjadinya hal yang tidak terduga.

Komisi XI DPR Desak Apple Tanggung Jawab Ketimpangan Pendapatan dan Investasi di Indonesia

Beberapa langkah yang penting dilakukan untuk mengantisipasi masalah tersebut adalah dengan menyiapkan dana darurat, investasi, dan juga asuransi. Ketiga hal tersebut pada dasarnya sangat penting untuk menjaga kondisi keuangan agar tak rentan terkena masalah. Hanya saja, jika harus menyiapkan ketiganya sekaligus, kebanyakan orang mungkin akan kesulitan dalam mengatur pendapatannya.

Di samping itu, jika sampai salah mendahulukan pos keuangan yang harus diisi, dampaknya bisa sangat fatal bagi keuangan. Nah, agar tidak sampai salah langkah, simak penjelasan mengenai dana darurat, investasi, dan asuransi, serta kebutuhan mana yang seharusnya dipenuhi lebih dulu berikut ini.

BRI Hadirkan Kemudahan Investasi Sukuk Tabungan ST013 Melalui BRImo

1. Dana Darurat
Jika keuangan diibaratkan sebagai rumah, dana darurat adalah fondasi yang bertugas untuk memastikannya tetap kokoh berdiri dalam situasi yang genting sekalipun. Karena memiliki dana darurat, Anda akan tetap mampu mengatasi masalah keuangan yang muncul di waktu mendesak sekalipun.

Adanya dana darurat ini mampu menjamin kebutuhan hidup Anda tetap terpenuhi walaupun tengah kehilangan penghasilan sekalipun. Sebagai contoh, pasca pandemi lalu, tidak sedikit orang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK, maupun penjualan yang menipis pada bisnis sehingga tidak memiliki pemasukan untuk sementara waktu.

Teknologi Asal Denmark Kini Dorong Produksi Lokal dengan Meningkatkan Pabrik di Jakarta 

Nah, dalam kondisi tersebut, dana darurat ini bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan harian hingga bisa mendapatkan pekerjaan baru atau geliat bisnis kembali berkembang. Di samping itu, pos keuangan ini juga berguna untuk mengantisipasi masalah keuangan mendesak yang harus bisa dipenuhi dengan segera.

Beberapa contoh masalah keuangan mendesak yang bisa diatasi dengan dana darurat adalah untuk membiayai tagihan rumah sakit, merenovasi rumah, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, dibandingkan dengan asuransi atau investasi, dana darurat ini sepatutnya menjadi pos keuangan yang harus dipersiapkan pertama kali.

Terkait nominalnya sendiri bergantung dari jumlah tanggungan dan kebutuhan. Jika masih berstatus lajang dan tidak menanggung kebutuhan orang lain, jumlah dana darurat yang terkumpul paling tidak setara 6 sampai 12 kali pengeluaran per bulan. Sementara untuk yang sudah berkeluarga, siapkan paling tidak 12 sampai 24 kali pengeluaran tiap bulan agar kondisi keuangan tetap stabil.

2. Asuransi
Sama halnya dengan dana darurat, asuransi adalah produk keuangan yang bertugas untuk menjaga keuangan agar tidak rentan berantakan saat terkena masalah finansial. Karenanya, asuransi wajib dijadikan sebagai prioritas kedua yang harus disiapkan semua orang agar mendapatkan kondisi keuangan yang kondusif.

Pada umumnya, terdapat 2 jenis asuransi yang wajib dimiliki, yaitu asuransi jiwa dan asuransi kesehatan. Dengan asuransi kesehatan, Anda akan terjamin bisa mendapatkan pengobatan di rumah sakit ketika terkena penyakit, kecelakaan, atau lain sebagainya. Sementara asuransi jiwa mampu memberikan santunan terhadap pihak keluarga yang ditinggalkan ketika pemegang polis meninggal dunia atau mengalami cacat total permanen hingga tak mampu lagi bekerja.

Tentunya, ada beragam jenis asuransi lain yang penting untuk didapatkan tergantung dari kebutuhan, seperti, asuransi mobil, properti, dan sebagainya. Yang terpenting, prioritaskan asuransi kesehatan dan asuransi jiwa baru jenis asuransi lainnya yang juga dibutuhkan. Untuk alokasi dana asuransi ini sendiri siapkan paling tidak 10 persen penghasilan tiap bulan agar kebutuhan lain yang tak kalah pentingnya tetap terpenuhi.

3. Investasi
Setelah dana darurat dan asuransi terpenuhi, baru Anda boleh mengalokasikan sejumlah pendapatan untuk melakukan investasi. Melalui investasi, Anda berpeluang untuk bisa meningkatkan aset yang disimpan pada instrumen tertentu melebihi laju inflasi. Tidak hanya itu, investasi juga bisa digunakan untuk mempercepat proses mencapai target keuangan yang ingin diraih, baik dalam jangka pendek, menengah, atau jangka panjang.

Namun, perlu dipahami jika investasi juga memiliki risiko kerugian yang harus bisa diantisipasi. Caranya dengan menyesuaikan instrumen yang dipilih dengan profil risiko, jangka waktu investasi, tujuan, dan juga kondisi keuangan. Selain itu, pastikan untuk mendiversifikasi portofolio dengan membagi dana investasi ke sejumlah instrumen berbeda agar nilainya tak berisiko menurun drastis saat kondisi pasar saham tidak stabil.

Sebenarnya, mengumpulkan dana darurat juga bisa dilakukan melalui investasi dengan memilih instrumen berisiko rendah misalnya melalui investasi reksadana, deposito, atau instrumen lain dengan iimbal hasil stabil, dan mudah untuk dicairkan. Akan tetapi, agar lebih aman, usahakan untuk memenuhi dulu dana darurat hingga 50 persen dari target, baru mulai berinvestasi sembari mengumpulkan dana darurat hingga 100 persen.

Wujudkan Kondisi Keuangan yang Sejahtera dengan Memprioritaskan Kebutuhan dengan Tepat
Sebenarnya, dana darurat, investasi, dan asuransi adalah kunci penting agar mampu mendapatkan kondisi keuangan yang sejahtera. Hanya saja, ada urutan prioritas yang harus diperhatikan agar stabilitas finansial bisa terwujud dengan lancar. Nah, setelah membaca penjelasan di atas, Anda jadi lebih tahu kebutuhan mana yang harus diprioritaskan, bukan?.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya