Hukum dan Tata Cara Salat Gerhana Bulan yang Bakal Berlangsung Malam Ini

Gerhana Bulan.
Sumber :
  • Instagram/@lephotoomsk

VIVA Digital – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa pada Selasa hari ini, 8 November 2022 akan terjadi Gerhana Bulan Total (GBT) yang dapat diamati dari Indonesia.

Fase Gerhana Bulan Total dimulai pukul 17.17 hingga 18.42 WIB atau hampir 1,5 jam. Diperkirakan waktu puncak Gerhana Bulan terjadi pada pukul 17.59 WIB.

Gerhana Bulan Total.

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Mengutip laman BMKG, gerhana bulan merupakan peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan. Sementara Gerhana Bulan Total terjadi saat posisi Bulan, Matahari, dan Bumi sejajar.

Hal tersebut menyebabkan Bulan masuk ke dalam umbra Bumi. Akibatnya, saat puncak gerhana terjadi, Bulan akan terlihat berwarna merah.

Menukil laman Majelis Ulama Indonesia (MUI), pada saat Gerhana Bulan terjadi, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan salat gerhana atau dikenal dengan salat khusuf.

Ulama fiqih bersepakat bahwa hukum mendirikan salat Gerhana Bulan adalah sunnah muakad, yaitu salat sunnah yang kerap dikerjakan Nabi Muhammad SAW dan jarang ditinggalkan.

Prakiraan Cuaca Sebagian Kota di Jawa: Jakarta hingga Bandung Berpotensi Hujan Petir

Salat Sunnah Gerhana Bulan di Cakung.

Photo :
  • VIVA/Anwar Sadat
Menag Nasaruddin Minta Indonesia Selalu Damai: Konflik Tak Untungkan Siapapun

Hal tersebut berdasarkan dari ayat Al-Quran dan hadis nabi sebagai berikut:

Sebagian dari tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah malam, siang, matahari, dan bulan. Janganlah bersujud pada matahari dan jangan (pula) pada bulan. Bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya jika kamu hanya menyembah kepada-Nya,” QS. Fussilat ayat 41:31.

Sowan Perdana, Menag Nasaruddin Minta Nasihat dan Restu ke MUI

Ayat di atas menjelaskan bahwa umat Islam dilarang bersujud kepada Matahari dan Bulan. Akan tetapi, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan salat ketika terjadinya gerhana sebagai tanda pengagungan terhadap Allah SWT.

Adapun dalil hadis Rasulullah SAW sebagai berikut:

Sesungguhnya Matahari dan Bulan tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena matinya seseorang. Jika kalian melihat gerhana keduanya, maka dirikanlah shalat dan banyaklah berdoa hingga selesai gerhana yang terjadi pada kalian,” Hadits Riwayat Bukhari: 982

Niat salat Gerhana Bulan

Ushalli sunnatal khusuf, rak’ataini imaman/makmuman lillahi ta’alaa.

Artinya: “Saya shalat sunnah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT”.

Tata cara salat Gerhana Bulan

  1. Mengucap takbir ketika takbiratul ihram sambil niat di dalam hati, “Aku berniat shalat sunnah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah Ta’ala”
  2. Baca taawudz dan Surat Al-Fatihah. Setelah itu membaca surat yang panjang dan dibaca jahr/lantang. (Lebih sempurna bila membaca surat al-Baqarah atau yang serupa panjang ayatnya).
  3. Rukuk dengan membaca tasbih.
  4. Bangkit dari ruku dan membaca Surat al-Fatihah. Kemudian baca surat singkat.
  5. Rukuk dengan membaca tasbih
  6. I'tidal dengan membaca doa i'tidal
  7. Sujud dengan membaca tasbih
  8. Duduk di antara dua sujud
  9. Sujud kedua dengan membaca tasbih.
  10. Bangkit dari sujud lalu mengerjakan rakaat kedua sebagaimana rakaat pertama.
  11. Tahiyat akhir lalu salam.

Dua khutbah dengan tausiyah agar pada saat gerhana jamaah banyak beristighfar, bertakbir, semakin bertakwa kepada Allah SWT, bertaubat dan bersedekah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya