Meski Ekonomi 2023 Diprediksi Sulit, Industri Fintech akan Tetap Tumbuh
- Erpinnews
VIVA Tekno – Meski ekonomi 2023 diprediksi akan sulit, industri keuangan digital atau fintech dipastikan tetap tumbuh, menurut Ketua Umum Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) Pandu Sjahrir.
"Masyarakat yang menggunakan fintech sudah semakin banyak, inovasi juga bertambah dan regulasi pemerintah turut mendukung pertumbuhan. Namun pendanaan akan melemah karena resesi yang diprediksi di sejumlah negara," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, 7 November 2022.
Menurutnya pendanaan global akan memasuki titik terberat pada 2023, bahkan hingga 2024 akan banyak ketidakpastian yang berpotensi membuat industri fintech menjaga pengeluaran dan melakukan efisiensi usaha agar tetap untung.
Alasannya agar fintech tetap tumbuh positif seiring berkurangnya pendanaan global. Ekonomi digital Indonesia juga diperkirakan tumbuh hingga US$130 miliar pada 2025, salah satunya dipengaruhi oleh adopsi layanan keuangan digital.
Untuk memperkuat industri fintech Tanah Air, pemerintah bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) serta asosiasi dan pelaku industri akan menggelar Indonesia Fintech Summit (IFS), yang akan berlangsung pada 10-11 November 2022 di Bali.
Acara tahunan keempat ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk mempertemukan para pendiri fintech lokal dan internasional, regulator, lembaga keuangan, investor, akademisi, dan pemangku kepentingan utama lainnya.
Mereka akan membahas topik industri dan peraturan terkini, mengembangkan jejaring, serta merumuskan strategi atau aksi advokasi guna mempercepat digitalisasi pada industri jasa keuangan serta mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional.
"IFS diharapkan mampu mengoptimalkan dampak positif sektor jasa keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan kestabilan sistem keuangan di masa mendatang dengan mengimplementasikan keseimbangan antara inovasi, pertumbuhan, dan perlindungan konsumen," imbuhnya.