Presiden AS Joe Biden Ngebet Muncul di TikTok
- AP Photo/Matt Slocum
VIVA Tekno – Dua minggu menjelang ujian tengah semester pada 8 November nanti, Presiden Amerika Serikat Joe Biden melakukan wawancara, bukan dengan pembawa berita siaran atau surat kabar besar, tetapi bersama enam aktivis muda yang diselenggarakan oleh NowThis News.
Saat percakapan ditayangkan di saluran YouTube jaringan malam itu, jumlah pemirsa langsung berkisar sekitar 6.000. Tapi bukan itu intinya.
Wawancara tersebut dimaksudkan sebagai pintu belakang bagi Gedung Putih untuk masuk ke salah satu platform media sosial yang tumbuh paling cepat untuk politik dan berita, yang tidak dapat diakses oleh Gedung Putih secara langsung yakni TikTok Inc.
Platform berbagi video yang berkembang pesat menjadi semakin penting untuk menjangkau pemilih muda, terutama karena jaringan media sosial lama seperti Facebook dan Twitter secara publik telah goyah.Â
Tetapi pengambilan data pengguna yang agresif oleh TikTok –dan kecurigaan terhadap perusahaan induknya di China, ByteDance Ltd– telah memicu alarm bipartisan tentang jumlah informasi tentang pengguna AS yang mungkin disalurkan ke China.
Dengan menampilkan presiden di NowThis, Gedung Putih dapat memastikan bahwa klip dari acara tersebut akan diposting ke jutaan pengikut saluran TikTok, memperkuat penampilan berkali-kali tanpa menempatkan presiden secara langsung di platform media sosial.
Satu dari 10 orang Amerika dan lebih dari seperempat orang dewasa berusia antara 18 hingga 29 tahun mengatakan mereka secara teratur mendapatkan berita dari TikTok, menurut survei terbaru dari Pew Research Center.
Lebih penting lagi, TikTok dan Instagram adalah dua jejaring sosial utama dengan tingkat konsumsi berita yang meningkat. Pengguna Twitter Inc, Facebook, LinkedIn Corp, dan Reddit Inc semuanya melaporkan mengonsumsi lebih sedikit berita melalui layanan tersebut selama dua tahun terakhir.
"Kenyataannya adalah ada banyak orang yang mendapatkan berita mereka di sana. Jadi penting untuk memastikan bahwa kami terlibat di sana," kata Direktur Strategi Digital Gedung Putih, Rob Flaherty yang dikutip dari laman The Star, Senin, 31 Oktober 2022.
Gedung Putih adalah salah satu dari banyak entitas federal –termasuk Departemen Luar Negeri, Departemen Keamanan Dalam Negeri, Departemen Pertahanan, dan Administrasi Keamanan Transportasi– yang tidak mengizinkan TikTok dipasang pada perangkat pemerintah.
Pejabat administrasi Biden berusaha menengahi kesepakatan dengan TikTok yang memungkinkan situs berbagi video itu tetap beroperasi di AS dengan memberlakukan pembatasan tambahan tentang bagaimana data pengguna AS disimpan, menurut laporan.
Tetapi upaya itu terhenti karena kekhawatiran bahwa aplikasi itu masih akan tetap menjadi ancaman dan kongres sedang mempertimbangkan undang-undang yang secara resmi akan melarang TikTok dari semua telepon pemerintah.