Indonesia Jadi Negara yang Paling Banyak Terima Serangan Malware

Peretasan.
Sumber :
  • Medium

VIVA Tekno – Januari hingga Juni tahun ini, Kaspersky berhasil mendeteksi dan memblokir sebanyak 79.442 serangan malware yang menargetkan perangkat seluler di Indonesia. Jumlah tersebut turun 66 persen dibandingkan 232.483 deteksi pada periode yang sama tahun lalu.

Serangan Phising Kian Marak, Mahasiswa Hingga Dosen Dibekali Ini Buat Hadapi Ancaman Siber

Negara kita menjadi nomor satu di Asia Tenggara dengan serangan seluler terbanyak dan keempat secara global. Masih terlalu dini untuk menganggap ancaman mobile malware tidak berbahaya. 

Perusahaan keamanan siber ini melihat kemampuan penjahat siber untuk menyebarkan elemen berbahaya ini dengan menciptakan skema yang semakin beragam.

Rahasia di Balik Aplikasi Pelacak Paket Gratis yang bikin Merinding

Hal ini dibuktikan dengan temuan Kaspersky bahwa banyak aplikasi palsu yang berbeda, yang didistribusikan melalui toko aplikasi resmi. Tidak jarang aplikasi yang diterbitkan di toko banyak memiliki peringkat yang sempurna dengan ulasan palsu bernarasi positif yang diposting di halaman.

"Pakar keamanan kami baru-baru ini mengungkapkan kampanye kriminal siber aktif yang menargetkan pengguna perangkat seluler di wilayah Asia Tenggara dengan serangan Harly, Anubis, dan Roaming Mantis," kata General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara, Yeo Siang Tiong di Jakarta, Senin, 31 Oktober 2022.

Hati-hati, Ransomware Serang Indonesia dengan Kecepatan Kilat

Hacker Image via: Open Data Security

Photo :
  • Freepik

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa Harly adalah Trojan Subscriber yang menargetkan pengguna di negara-negara Asia Tenggara. Trojan tersebut dapat membuat pengguna berlangganan layanan berbayar tanpa sepengetahuan mereka.

Sementara Anubis menggabungkan Trojan mobile banking dengan fungsionalitas ransomware untuk memeras lebih banyak uang dari korbannya. Lalu Roaming Mantis merupakan kelompok terkenal yang secara aktif menargetkan pengguna Android dan iOS.
 
Jadi terlepas dari jenis perangkat yang kita gunakan, penjahat dunia maya dapat menginfeksi ponsel cerdas kita, kemudian mencuri semua data dan uang di dalamnya bahkan mengakses atau menghapus pesan, email, foto pribadi, dan lainnya. 

"Dengan pekerjaan jarak jauh hibrida yang juga memungkinkan karyawan untuk mengakses email kerja melalui perangkat seluler mereka, risiko keamanan semakin meluas baik untuk individu hingga pelanggaran tingkat perusahaan. Hal tersebut dapat dihindari jika kita melakukan tindakan dasar seperti menginstal solusi keamanan yang sah di ponsel cerdas kita," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya