Soal Krisis Lingkungan, Ilmuwan Nyalakan Tanda Bahaya

Ilustrasi perubahan iklim.
Sumber :
  • the United Nations

VIVA Tekno – Koalisi ilmuwan internasional telah membunyikan alarm peringatan terhadap kita soal isu krisis lingkungan yang tengah menghadang.

MPR Ajak Kampus Bersinergi Selamatkan Lingkungan dan Wujudkan Udara Bebas Polusi

Laporan terbaru dari koalisi menunjukkan, 16 dari 35 tanda-tanda penting yang digunakan untuk mengukur perubahan iklim telah menunjukkan lambang merah, dilansir dari situs Sciencealert, Minggu, 30 Oktober 2022.

Artinya, jumlah bencana terkait iklim turut meningkat dan sudah menyentuh pada tingkat yang sulit untuk diukur, dan diprediksi akan terus meningkat dengan cepat pula.

Program Harum Manis PGN, Dorong Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat Harjamukti

Para ahli memprediksi, pemanasan global peningkatan suhu pada tahun 2100, yakni menyentuh tingkat suhu yang belum pernah terjadi pada planet ini selama sekitar 3 juta tahun. Namun, meskipun telah diperingatkan berulang kali, masih banyak tren yang masih mengarah ke arah yang salah.

Beberapa masalah yang ditunjukkan oleh tim termasuk meningkatnya frekuensi kejadian panas ekstrem, meningkatnya hilangnya tutupan pohon secara global dengan frekuensi kebakaran hutan yang semakin sering dan lebih banyak kasus virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk.

Menteri Hanif Blak-blakan soal Banyaknya Laboratorium Lingkungan di RI Belum Terintegrasi

Ada juga masalah tingkat karbon dioksida atmosfer, yang sekarang berada pada level tertinggi sejak pencatatan dimulai, yakni 418 bagian per juta. Sementara itu, 2022 berada di jalur untuk menjadi salah satu tahun terpanas dalam catatan.

Tanda-tanda vital lainnya yang dilacak oleh para peneliti termasuk anomali suhu permukaan, perubahan massa es Antartika, keasaman laut, dan banjir besar di AS yang menelan biaya besar untuk dibersihkan.

Laporan tersebut juga menyebutkan banyak peristiwa terkait perubahan iklim yang baru saja terjadi tahun ini seperti, kekeringan terburuk di Eropa dalam 500 tahun, misalnya, curah hujan yang memecahkan rekor di pantai timur Australia, gelombang panas mematikan di India dan Pakistan, badai debu yang meluas di Timur Tengah, dan banjir parah yang menghancurkan jalan-jalan di Taman Nasional Yellowstone di AS.

Sehingga, para ilmuwan menyebutkan saat ini dunia tengah berada di persimpangan jalan, pertama mengambil tindakan untuk mengubahnya atau jika tidak, maka akan menggiring dunia menuju kehancuran.

“Seperti yang dapat kita lihat dari lonjakan tahunan dalam bencana iklim, kita sekarang berada di tengah-tengah krisis iklim besar, dengan jauh lebih buruk yang akan datang jika kita terus melakukan hal-hal seperti yang telah kita lakukan sebelumnya, “ kata ahli ekologi Christopher Wolf dari Oregon State University.

Adapun pare peneliti yang tergabung menuangkan laporannya itu pada film dokumenter berdurasi 35 menit berjudul “The Scientist’s Warning’ yang diharapkan dapat memantik kepedulian orang banyak atas isu itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya