Ilmuwan Temukan Stuktur Baru Mineral Bumi
- U-Report
VIVA Tekno – Sekelompok ilmuwan mengklaim bahwa mereka telah berhasil menelusuri mineral baru bumi yang berada pada bagian mantel bawah bumi.
Bagian bawah mantel bumi sendiri merupakan bagian paling besar dari bumi yang membentuk sekitar 55 persen dari bagian bumi.
Mineral yang dipercayai terbentuk dari tiga lapis utama yang meliputi, Bridgmanite, Ferropericlase, dan davemaoite. Ternyata, penelitian tersebut mengungkapkan, bahwa Bridgemanite dan Davemaoite secara teoritik dapat bersatu pada suhu tinggi dan membentuk struktur perovskite.
"Banyak upaya telah dilakukan untuk menemukan kondisi di mana kedua mineral ini bergabung, namun jawaban dari eksperimen secara konsisten adalah dua mineral yang terpisah. Di sinilah kami merasa kami membutuhkan beberapa ide baru yang segar dalam eksperimen." Ujar geoscientist Dan (Sang-Heon) Shim dari Arizona State University, seperti dikutip dari situs Sciencealert, Kamis, 27 Oktober 2022.
Melalui serangkaian percobaan pemanasan bertekanan tinggi di ruang khusus, para peneliti berusaha untuk mensimulasikan kondisi di seluruh mantel bawah. Mereka meningkatkan suhu dengan sangat cepat, mencapai sekitar 1.650 hingga 1.925 derajat Celcius dalam waktu kurang dari satu detik, sebelum naik ke suhu sekitar 2.800 derajat Celcius.
Sampel kecil yang dipanaskan pada suhu yang mewakili lapisan paling atas dari mantel bawah hingga mantel bawah yang dalam kemudian diamati melalui pencitraan sinar-X untuk memetakan struktur mineralnya. Tanpa diduga, pada suhu mendekati 2.000 derajat Celcius ke atas, mineral perovskit tunggal terbukti terbentuk.
Ini menunjuk ke bagian yang lebih dalam dari mantel bawah yang memiliki campuran mineralogi yang berbeda dengan bagian yang lebih tinggi, karena suhu dan tekanan yang lebih besar. Penggabungan bridgmanite dan davemaoite lebih rendah akan menambah mineral tambahan untuk dipertimbangkan, dan para peneliti berpikir bahwa besi mungkin memainkan peran penting.
Sebagai informasi tambahan, mantel bumi sebelumnya jauh lebih panas daripada sekarang, yang menunjukkan bahwa penggabungan mineral perovskit akan lebih lazim dan oleh karena itu komposisi geologis telah berubah secara signifikan dari waktu ke waktu.
Temuan ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa sifat mantel bawah berubah semakin dalam. Ini adalah sesuatu yang studi masa depan akan dapat menganalisis lebih lanjut, baik dalam hal keadaan saat ini dan keadaan di masa lalu.