Hasil Autopsi Virtual Ungkap Mumi dari Abad ke-17, Ternyata Anak Bangsawan
- Daily Mail/dr. Nerlich
VIVA Digital – Peneliti dari Academic Clinic Munich-Bogenhausen di Jerman baru-baru ini membeberkan hasil autopsi virtual mumi dari abad ke-17. Dilansir dari Daily Mail, mumi tersebut merupakan putra dari salah satu Pangeran Starhemberg.
Para peneliti menyimpulkan bahwa mumi tersebut adalah anak laki-laki yang bernama Richard Wilhelm yang meninggal dunia pada 1625 atau 1626. Untuk mengetahui rentang waktu ia meninggal, dilakukan penanggalan radiokarbon pada jaringan dan kulitnya.
Anak itu ditemukan terkubur di peti mati kayu ruang bawah tanah keluarga Austria — di mana proses mumifikasi telah mengawetkan jaringan lunaknya. Tubuhnya yang diberi CT scan menunjukkan tanda-tanda pneumonia dan kekurangan vitamin D.
Starhemberg adalah salah satu keluarga aristokrat tertua di Austria dan ruang bawah tanah mereka terletak dekat dengan tempat tinggal di Kastil Wildberg, Desa Hellmonsoedt.
Ruang bawah tanah itu berisi banyak anggota keluarga yang semuanya dimakamkan di peti mati logam — dihias dengan rumit, kecuali seorang bayi yang petinya terbuat dari kayu dan tidak bertanda.
Kondisi penguburan dan mumifikasinya mengawetkan jaringan sehingga dapat dianalisis menggunakan teknologi mutakhir untuk mengungkap lebih banyak tentang kehidupan dan kematiannya.
Dari hasil penelitian yang diterbitkan 26 Oktober 2022 oleh tim dr. Nerlich — mempelajari gigi dan mengukur panjang tulangnya menunjukkan bahwa anak itu meninggal saat berusia antara 12 dan 18 bulan.
Anatomi tubuh memperlihatkan anak tersebut berjenis kelamin laki-laki, berambut hitam, dan kelebihan berat badan untuk anak seusianya. Di sisi lain, hal itu membuktikan orang tuanya memberi makan sang anak dengan baik.
Namun ketika para peneliti melakukan otopsi virtual melalui CT scan, mereka melihat bahwa tulang rusuknya menjadi cacat dalam pola yang disebut rosario rachitic yang biasanya terlihat pada penyakit rakhitis akut atau kudis.
Hal itu menyatakan bahwa meskipun ia diberi makan yang cukup untuk menambah berat badan, ia masih kekurangan gizi yang merujuk pada kekurangan vitamin D setelah disembunyikan dari sinar matahari.
Peneliti menyatakan pada zaman Renaisans, orang-orang dengan tingkat sosial tinggi menghindari paparan sinar matahari karena bangsawan diharapkan memiliki kulit putih dan ini juga berlaku untuk bayi kecil.