AS Mau Acak-acak Huawei, Intelijen China Turun Tangan

Huawei.
Sumber :
  • Technology News

VIVA Tekno – Departemen Kehakiman telah mengumumkan dakwaan terhadap dua perwira intelijen China, menuduh mereka berusaha menghalangi penyelidikan Amerika Serikat terhadap raksasa telekomunikasi Huawei. 

Indonesia Dapat 'Lampu Hijau' Jadi Negara Mitra BRICS

Dalam dokumen tuntutan yang dipublikasikan pada hari Senin, terdakwa Guochum He dan Zheng Wang dituduh bekerja atas nama pemerintah China untuk mendapatkan informasi rahasia dan bukti persidangan terkait dengan penyelidikan Departemen Kehakiman terhadap Huawei. 

Pejabat penegak hukum AS menolak menyebutkan nama perusahaan tersebut, tetapi CNN dan The Wall Street Journal melaporkan bahwa kasus tersebut menyangkut Huawei, yang merupakan subjek dari penuntutan rahasia dagang yang sedang berlangsung.

Tak Ada Jadwal Latihan Gabungan, 3 Kapal Perang China Masuk Tanjung Priok

"Kasus ini mengungkap interkoneksi antara petugas intelijen China dan perusahaan China, dan ini menunjukkan, sekali lagi, mengapa perusahaan semacam itu tidak boleh dipercaya untuk menangani data sensitif dan komunikasi pribadi kita dengan aman," kata Wakil Jaksa Agung Lisa Monaco. 

Dalam pengaduan, negeri Paman Sam itu mengklaim He dan Wang berusaha merekrut pegawai penegak hukum untuk bekerja atas nama pemerintah  China. 

Senjata-Amunisi Israel Dipasok 69 Persen dari AS dan 30 Persen Jerman, Menurut Pelapor PBB

Negara menyebut He dan Wang berusaha merekrut pegawai penegak hukum untuk bekerja atas nama pemerintah China dan memperoleh informasi terkait penyelidikan AS yang sedang berlangsung terhadap Huawei di Brooklyn, New York. 

Tetapi individu itu sebenarnya beroperasi sebagai 'agen ganda' atas nama FBI, kata DOJ dalam siaran pers yang dikutip dari situs The Verge, Selasa, 25 Oktober 2022.

Produk Huawei.

Photo :
  • Android Authority

Dalam satu contoh, karyawan tersebut memberi para terdakwa China foto dokumen rahasia palsu yang terkait dengan kasus Huawei, kata surat dakwaan. 

Pejabat tersebut menerima US$41.000 dalam bentuk Bitcoin setelah mengirimkan dokumen tersebut. Para terdakwa berulang kali mencoba menyuap karyawan dengan uang tunai ribuan dolar dan perhiasan.

"Ini adalah upaya mengerikan oleh petugas intelijen China untuk melindungi perusahaan yang berbasis di China dari akuntabilitas dan merusak integritas sistem peradilan kita," kata Jaksa Agung Merrick Garland selama konferensi pers. 

Selama beberapa tahun terakhir, AS terus menindak Huawei, mengklaim bahwa perusahaan tersebut dapat menimbulkan risiko signifikan bagi keamanan AS dan memberikan pemerintah negari Tirai Bambu pintu belakang ke data pengguna Amerika. 

Pekan lalu, Axios melaporkan bahwa Komisi Komunikasi Federal berencana untuk memperluas aturannya dan melarang perusahaan AS membeli peralatan Huawei juga melarang semua penjualan perangkat baru perusahaan. 

Tahun lalu, CFO Huawei Meng Wanzhou memasuki kesepakatan pembelaan dengan AS untuk menghindari kemungkinan tuduhan penipuan dan pencurian rahasia dagang terkait dengan penyelidikan New York.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya