WHO: Malas Berolahraga, Penyakit Kronis Akan Kian Melonjak 2030

WHO
Sumber :
  • WHO

VIVA Tekno – Laporan terbaru Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan , apabila orang-orang tidak mulai berolahraga, maka pada tahun 2030, penyakit kronis akan memuncak.

Siapa Bilang Penderita Diabetes Tak Boleh Makan Nasi Padang? Begini Triknya Menurut Ahli Gizi

Laporan tersebut memperkirakan akan terdapat sekitar setengah miliar kasus baru penyakit-penyakit seperti serangan jantung dan diabetes, mengutip dari situs Gizmodo, Jumat, 21 Oktober 2022.

Temuan ini berasal dari laporan status global pertama WHO tentang aktivitas fisik.  Ini menganalisis data dari 194 negara tentang seberapa sering orang aktif secara fisik dan kebijakan yang diberlakukan oleh negara-negara untuk mempromosikan aktivitas fisik.

Banyak Pantangan Tapi Tetap Wajib Makan Karbo, Penderita Diabetes Harusnya Makan Apa?

Sebagai bagian dari laporan, penulis juga menghitung efek potensial pada sistem perawatan kesehatan jika tingkat olahraga orang tetap sama hingga tahun 2030. Perkiraan terakhir ini akan diterbitkan dalam makalah yang akan datang tetapi dapat dilihat dalam pracetak dari Lancet yang diterbitkan  dirilis minggu lalu.

Seringkali, lebih dari satu faktor berkontribusi pada penyakit jantung seseorang atau gangguan tidak menular lainnya (PTM), dan hanya beberapa dari faktor risiko ini yang dapat dicegah atau dapat berubah menjadi lebih baik.

Mr P Tak 'Bangun' di Pagi Hari Bisa Tanda Bahaya? Bagaimana Cara Obatinya?

Kendati begitu, banyak penelitian telah menunjukkan bahwa olahraga apa pun, berapa pun usia seseorang, dapat membantu orang tetap sehat.

Berdasarkan penelitian lain, penulis mencoba menghitung fraksi PTM yang dapat dicegah yang sangat terkait dengan kurangnya aktivitas fisik yang akan muncul selama dekade berikutnya, dengan fokus khusus pada tujuh kondisi utama yakni, penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2, hipertensi, penyakit tertentu seperti kanker, demensia, dan depresi.

Secara keseluruhan, penulis memperkirakan bahwa hampir 500 juta kasus baru dari kondisi ini akan terjadi antara tahun 2020 dan 2030 di seluruh dunia.  

Diprediksi, kasus-kasus ini juga akan menghabiskan sekitar US$300 miliar atau sekitar Rp 4,7 kuadriliun dalam biaya medis langsung selama periode waktu itu dan sekitar US$27 miliar Rp422 triliun per tahun pada tahun 2030.

Lebih dalam, sebagian besar kasus ini (74 persen) akan terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah hingga menengah, tetapi  biaya ekonomi akan lebih besar di negara-negara berpenghasilan tinggi (sekitar 64%).

Beberapa rekomendasi yang diberikan oleh WHO untuk mendorong aktivitas fisik antara lain lebih banyak ruang terbuka publik, jalan yang dapat dilalui pejalan kaki dan infrastruktur lainnya, dan lebih banyak aktivitas olahraga atau gym di sekolah.  Ada juga kebutuhan untuk pengumpulan data yang lebih baik, karena hanya sedikit yang diketahui tentang akses orang ke taman dan cara lain untuk membantu orang menjadi lebih aktif.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya