Layanannya Down, Kepala Eksekutif Kakao Undur Diri
- Getty Images
VIVA Tekno – Co-CEO Kakao Corp, Namkoong Whon telah mengundurkan diri setelah pemadaman yang menutup aplikasi obrolan seluler terbesar di Korea Selatan itu beserta layanan lainnya.
Pengunduran diri efektif pada Rabu hari ini, meninggalkan co-CEO Hong Euntaek sebagai CEO tunggal. Perusahaan meminta maaf atas pemadaman yang dimulai sejak hari Sabtu kemarin karena kebakaran di pusat data atau data center yang dijalankan oleh SK C&C di dekat Seoul, menurut situs The Star, Rabu, 19 Oktober 2022.
Sebagian besar sistemnya dipulihkan pada Rabu, tetapi fungsi lainnya tetap goyah dan gangguan pada berbagai layanan, mulai dari pembayaran hingga taksi dan pemesanan restoran telah menimbulkan pertanyaan tentang ketergantungan publik pada aplikasi.
KakaoTalk diluncurkan pada 2010 dan memiliki lebih dari 47 juta akun aktif di Korea Selatan, menjadikannya salah satu aplikasi yang paling banyak digunakan di negara berpenduduk 51,6 juta itu.
Hong, yang juga memimpin respons perusahaan terhadap pemadaman mengatakan Kakao akan mencari tahu mengapa pemulihan layanan menjadi lambat, menyiapkan kompensasi untuk pengguna dan bisnis yang terpengaruh oleh gangguan layanan dan membangun pusat datanya sendiri.
"Kami akan membangun infrastruktur kami sendiri termasuk pusat data untuk memastikan layanan kami tidak akan terpengaruh oleh insiden serupa di masa mendatang," kata Kakao dalam sebuah pernyataan.
Perusahaan berencana untuk menginvestasikan 460 miliar won (Rp5 triliun) untuk mulai mengoperasikan pusat datanya sendiri pada tahun depan dan satu lagi akan selesai pada tahun berikutnya.
Lebih dari 500 usaha kecil mengeluh karena kehilangan penjualan akibat pemadaman Kakao, kata kelompok lobi Federasi Perusahaan Mikro Korea.
Akibat pemadaman, anggota parlemen Korea Selatan berencana untuk membahas peningkatan pengawasan pemerintah terhadap Kakao Corp yang memicu kritik atas keandalan raksasa internet itu.
Partai Kekuatan Rakyat mengatakan anggota parlemen dan pejabat pemerintah akan bertemu untuk membahas kemungkinan revisi Undang-undang Komunikasi Penyiaran sehingga pusat data pribadi, seperti yang menampung server Kakao dan Naver Corp, berada di bawah peraturan yang sama dengan fasilitas manajemen bencana nasional lainnya selama keadaan darurat.