Ukraina Terancam Kiamat Internet
VIVA Tekno – Ukraina terancam kiamat internet. Sebab, perusahaan teknologi besutan Elon Musk, SpaceX, tidak mau membuka layanan internet Starlink di tetangga Rusia itu lantaran Departemen Pertahanan Amerika Serikat atau Pentagon belum membayar tagihan.
"Kami menyampaikan informasi penting bahwa kami tidak bisa lagi terus-menerus melanjutkan untuk menanggung biaya operasi (layanan internet) yang dibutuhkan di Ukraina," demikian keterangan resmi SpaceX, seperti dikutip dari situs Russia Today, Sabtu, 15 Oktober 2022.
Melalui surat yang dikirimkan kepada Pentagon bulan lalu, SpaceX mengaku sedang mengalami kesulitan keuangan dan meminta pemerintah AS untuk mulai mendanai layanan Starlink untuk Ukraina.
SpaceX mengklaim sudah mengeluarkan biaya lebih dari US$120 juta (Rp1,848 triliun) untuk sisa tahun anggaran 2022.
Perusahaan teknologi milik Elon Musk itu kini tinggal memiliki anggaran sekitar US$400 juta (Rp6,160 triliun) untuk 12 bulan ke depan.
"Kami tidak dalam posisi yang menguntungkan untuk menyumbangkan terminal ke Ukraina atau mendanai terminal yang ada untuk jangka waktu yang tidak terbatas," ungkap SpaceX.
Sejak konflik Rusia Vs Ukraina pecah pada Februari 2022, SpaceX telah mendonasikan sekitar 20 ribu unit Satelit Starlink ke Ukraina guna menyediakan koneksi internet dan memudahkan koordinasi militer di tengah-tengah medan perang.
Kiev, ibu kota Ukraina, tetap mendesak SpaceX untuk tetap mengirim delapan ribu unit terminal Starlink tambahan. Hal ini diungkapkan oleh seorang jenderal Ukraina bernama Valery Zaluzhny pada Juli tahun ini.
Namun demikian, seorang konsultan independen SpaceX menuturkan bahwa perusahaan sedang menghadapi keputusan yang sangat sulit sekarang.
Sebelumnya, Elon Musk pernah bilang kalau SpaceX siap menggelontorkan lebih dari US$100 juta (Rp1,5 triliun) untuk menyediakan Starlink di Ukraina hingga akhir tahun ini.
Bukan itu saja. Baru-baru ini, SpaceX mendapat kecaman atas dugaan pemadaman Starlink di beberapa wilayah Ukraina yang hingga saat ini penyebabnya masih belum jelas, meskipun pejabat Ukraina bersikeras masalah itu bukan akibat kesalahan teknis atau serangan siber, melainkan mengarah pada pembatasan geografis yang diberlakukan SpaceX.