Tabrakan Seperti Ini Dijamin Enggak Bikin Celaka
- Freepik
VIVA Tekno – Tabrakan seperti ini dijamin enggak bikin celaka. Tabrakan yang dimaksud adalah Asteroid Dimorphos dengan wahana tanpa awak bernama Double Asteroid Redirection Test (DART) milik Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA).
Tabrakan tersebut merupakan uji coba pertama untuk mempertahankan Bumi dari serangan batu luar angkasa seperti asteroid atau meteor. Cara ini pun diklaim para ilmuwan lebih efektif dari yang dibayangkan sebelumnya.
Melansir dari laman Space, Rabu, 12 Oktober 2022, pesawat ruang angkasa DART menabrak asteroid kecil bernama Dimorphos pada 26 September lalu.
Misi itu dimaksudkan untuk menguji teknik pertahanan planet yang potensial jika ada batu ruang angkasa besar yang mengancam akan bertabrakan dengan Bumi.
Tujuan DART sendiri adalah untuk memperpendek orbit Dimorphos di sekitar asteroid yang lebih besar, setidaknya 73 detik meskipun para ilmuwan berharap efeknya akan lebih dari 10 menit.
Tapi ternyata DART menghancurkan tonggak sejarah itu, memperpendek orbit Dimorphos yang hampir 12 jam menjadi 32 menit, menurut pejabat NASA.
"Mari kita luangkan waktu sejenak untuk menyerap ini. Untuk pertama kalinya umat manusia telah mengubah orbit benda planet, objek planet. Pertama kali," ujar Kepala Divisi Ilmu Planet NASA, Lori Glaze.
Pesawat ruang angkasa DART, yang menelan biaya sekitar US$314 juta dengan bobot sekitar 800 pon (360 kilogram), diluncurkan pada November 2021 dan dilengkapi dengan satu instrumen kamera yang disebut Didymos Reconnaissance dan Asteroid Camera for Optical Navigation (DRACO).
Kendaraan itu kemudian melakukan perjalanan ke Dimorphos yang diperkirakan para ilmuwan memiliki lebar sekitar 525 kaki (160 meter) dan mengorbit asteroid yang lebih besar yang disebut Didymos setiap 11 jam 55 menit.
DART membuat kedatangannya yang dramatis pada 26 September, melaju dengan kecepatan 14.760 mph (23.760 kph) dan mengirim kembali ke Bumi satu gambar setiap detik hingga menabrak Dimorphos.
Saat DART memancarkan foto kembali ke Bumi dalam beberapa menit terakhir, para ilmuwan mendapatkan pandangan pertama di Dimorphos. Gambar-gambar itu menunjukkan aglomerasi batu seperti telur, lalu bidang batu besar, kerikil, dan debu.
Ilmuwan program untuk DART, Tom Statler yakin bahwa misi tersebut telah menggerakkan Dimorphos lebih dari tujuannya.
"Ketika saya melihat Dimorphos muncul dan ketika saya melihat tidak ada satu pun kawah di atasnya dan ada banyak yang tampak seperti bebatuan lepas, saya melihat itu dan saya berkata, 'Ini tidak akan menjadi 73 detik'. Dan ternyata tidak," katanya.
Meskipun para ilmuwan masih menganalisis hasil perubahan orbital, terdapat perbedaan persen persen dari orbit Dimorphos sebelumnya. Temuan juga telah diperkuat oleh jumlah puing yang ditembakkan ke luar angkasa karena tabrakan.