WhatsApp Bajakan Mata-matai Obrolan, Termasuk Audio dan Video

Ilustrasi WhatsApp.
Sumber :
  • Unsplash

VIVA Tekno – India adalah salah satu negara dengan jumlah deteksi trojan Android tertinggi. Bahkan WhatsApp versi tidak resmi yang merupakan hasil kloning pihak ketiga memata-matai obrolan orang-orang di negara itu, menurut sebuah laporan baru.
 
Di balik sebagian besar deteksi spyware Android dalam empat bulan terakhir, ada nama 'GB WhatsApp', merupakan versi WhatsApp pihak ketiga yang telah dikloning, menurut laporan perusahaan keamanan siber ESET.

WhatsApp akan Hadirkan Fitur Baru untuk Lacak Asal Foto

Aplikasi berbahaya tersebut memiliki berbagai kemampuan mata-mata, termasuk merekam audio dan video, sebagaimana dikutip dari situs News18, Senin, 10 Oktober 2022.

"Aplikasi kloning tidak tersedia di Google Play, oleh karena itu tidak ada pemeriksaan keamanan dibandingkan dengan WhatsApp yang sah. Versi yang tersedia di berbagai situs unduhan penuh dengan malware," kata laporan itu.

Setelah China, AS Juga Dukung Prabowo Terapkan Program Makan Bergizi Gratis di Indonesia

India (35 persen) juga menempati peringkat kedua setelah China (53 persen) sebagai geolokasi untuk bot yang membentuk botnet Internet of Things (IoT) terbesar yang disebut 'Mozi' dari Mei hingga Agustus 2022.

GB WhatsApp.

Photo :
  • telset.id
Kereta Otonom Tanpa Rel Diretur ke China, Kemenhub: Untuk IKN Kita Cari yang Terbaik

Botnet IoT 'Mozi' turun 23 per cdnt dari 500.000 perangkat yang disusupi menjadi 383.000 pada Mei-Agustus. Namun dua negara tersebut terus memiliki jumlah bot IoT tertinggi di masing-masing negara.

"Statistik ini mengkonfirmasi asumsi bahwa botnet 'Mozi' bekerja secara autopilot, berjalan tanpa pengawasan manusia sejak pembuatnya yang terkenal ditangkap pada tahun 2021," kata laporan itu.

Bahkan dengan jumlah yang menurun, alamat IP Rusia terus bertanggung jawab atas sebagian besar serangan protokol desktop jarak jauh (RDP).

"Rusia juga merupakan negara yang paling menjadi sasaran ransomware, dengan beberapa serangan bermotif politik atau ideologis oleh perang,” kata Chief Research Officer ESET, Roman Kovac.

Laporan tersebut juga memeriksa ancaman yang sebagian besar berdampak pada pengguna rumahan.

"Dalam hal ancaman yang secara langsung mempengaruhi mata uang virtual dan fisik, skimmer web yang dikenal sebagai Magecart tetap menjadi ancaman utama yang mengincar detail kartu kredit pembeli online,” jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya