Tidak Bahagia Berpotensi Memperpendek Umur Dibanding Perokok

Istri yang tidak bahagia.
Sumber :
  • U-Report

VIVA Tekno – Ketidakbahagiaan dapat mempersingkat hidup manusia, kata para ilmuwan. Bahkan faktor tersebut bisa lebih pendek dari pada efek yang ditimbulkan dari kebiasaan merokok. 

Pentingnya Akses Informasi tentang Inovasi Produk Bebas Asap bagi Perokok Dewasa

Data dari 12.000 orang dewasa Tiongkok mengungkapkan bahwa memiliki kondisi mental yang buruk –merasa kesepian, putus asa, dan kurang tidur misalnya– dapat mengurangi umur rata-rata lebih dari satu setengah tahun.

Para ilmuwan mengatakan penelitian mereka menunjukkan bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik.

Viral! Guru Lansia Ikut Ujian PPPK Pakai Kursi Roda, Sudah Mengabdi Puluhan Tahun

Tim AS-China membuat penemuan itu saat menyelidiki 'jam penuaan'. Kecerdasan buatan/Artificial Intelligence (AI) dilatih tentang jenis kelamin biologis, penanda darah, data biometrik, dan usia biologis peserta studi populasi besar.

Jam canggih bekerja mundur untuk memperkirakan kontribusi spesifik dari variabel yang berbeda untuk penuaan, menurut situs Metro, Kamis, 29 September 2022.

Dana Bansos Rp2,4 Juta untuk Lansia Cair November 2024

Membuat Tidak Bahagia

Photo :
  • U-Report

"Akselerasi penuaan terdeteksi pada orang dengan riwayat stroke, penyakit hati dan paru-paru, perokok, dan yang paling menarik, orang dalam kondisi mental yang rentan," kata studi. 

Mereka menemukan fakta bahwa merasa putus asa, tidak bahagia, dan kesepian terbukti meningkatkan usia biologis seseorang lebih dari merokok.

Merokok memotong rentang hidup sekitar 1,25 tahun dibandingkan dengan 1,65 tahun (satu tahun delapan bulan) untuk faktor psikologis ini.

Tim menghubungkan variabel psikososial lainnya, seperti lajang atau tinggal di daerah pedesaan, dengan rentang hidup yang lebih pendek. Tapi efeknya jauh lebih kecil.

Orang lanjut usia atau lansia.

Photo :
  • Freepik

Meskipun penelitian masih relatif baru, ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang mengaitkan hubungan kuat dengan teman dan keluarga akan memiliki umur panjang.

Penulis Manuel Faria, seorang ahli saraf di Stanford University, California, mengatakan kondisi mental dan psikososial adalah beberapa prediktor paling kuat dari hasil kesehatan dan kualitas hidup, namun sebagian besar telah dihilangkan dari perawatan kesehatan modern.

"Komponen psikologis tidak boleh diabaikan dalam studi penuaan karena dampak yang signifikan pada usia biologis. Komponen ini tidak boleh diabaikan baik dalam penelitian atau dalam aplikasi anti-penuaan praktis," kata Galkin. 

Seiring bertambahnya usia, peluang kita terkena penyakit seperti penyakit jantung, Alzheimer, dan diabetes tipe dua meningkat. Orang yang mengalami proses ini akan lebih cepat dianggap sebagai lansia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya