Pemandangan Terakhir DART Setelah Tabrak Asteroid
- NASA
VIVA Tekno – Pesawat ruang angkasa DART dari Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) telah jatuh setelah menabrak asteroid Dimorphos. Meski begitu, pemandangan terakhir yang ditunjukkan olehnya begitu menakjubkan.
Misi Double Asteroid Redirection Test ( DART ) dirancang untuk menguji dampak kinetik, teknik yang mungkin digunakan manusia untuk menyesuaikan orbit asteroid yang mengancam dan menjauhkan Bumi dari bahaya.
"Mereka melebihi harapan saya," ujar Nancy Chabot, Kepala Koordinasi Misi DART dan ilmuwan planet di Laboratorium Fisika Terapan Universitas Johns Hopkins.
Kunjungan singkat DART ke Dimorphos hanya memberi sedikit pengetahuan kepada para ilmuwan, di mana itu mengorbit asteroid yang lebih besar yang disebut Didymos.
Pesawat ruang angkasa menangkap gambar sepanjang jalan, mengirim satu gambar setiap detik dengan pandangan terakhir tentang asteroid diambil sekitar dua setengah detik sebelum kecelakaan, menurut garis waktu yang disediakan NASA sebelum tumbukan.
Rekaman itu sangat berharga, karena para ilmuwan telah melihat sedikit asteroid dari dekat. Saat gambar terakhir DART turun ke Bumi, anggota tim misi melihat medan batu abu-abu yang diselingi kerikil-kerikil dan debu.
Gambar-gambar tersebut sangat mirip dengan foto yang diambil oleh misi Hayabusa2 Jepang di asteroid Ryugu dan misi OSIRIS-REx NASA di asteroid Bennu.
Kedua batuan luar angkasa itu disebut asteroid tumpukan puing, dinamai berdasarkan penyebaran batuan yang terlihat di permukaannya.
Sementara kedua asteroid itu berbentuk berlian, Dimorphos tampak lebih seperti 'kentang luar angkasa' dalam gambar yang diambil DART saat mendekat.
DART dilengkapi dengan instrumen tunggal, Didymos Reconnaissance dan Kamera Asteroid untuk Navigasi Optik atau DRACO. Sebelum menghentikan aliran terakhir yang luar biasa, DRACO juga bertanggung jawab untuk membantu mengarahkan pesawat ruang angkasa ke Dimorphos.
Selama beberapa hari mendatang, para ilmuwan akan menerima lebih banyak gambar Dimorphos, yang diambil oleh Light Italian Cubesat for Imaging Asteroids (LICIACube), sebuah pesawat ruang angkasa kecil yang melaju bersama DART hingga awal bulan ini.
LICIACube terbang melewati lokasi tumbukan hanya tiga menit setelah tabrakan, memotret awan puing yang tiba-tiba dilempar DART ke luar angkasa.
Cubesat juga mengarahkan dua kameranya ke sisi Dimorphos yang tidak memiliki bekas luka, memberikan data tambahan kepada para ilmuwan tentang batu ruang angkasa.