Aktivitas Warga Bumi Siap-siap Diintip AS

Roket United Launch Alliance (ULA) Delta 4 Heavy membawa satelit mata-mata AS.
Sumber :
  • ULA

VIVA Tekno – Amerika Serikat (AS) meluncurkan satelit mata-mata untuk US National Reconnaissance Office (NRO) ke orbit menggunakan roket United Launch Alliance Delta IV Heavy pada Sabtu kemarin, 24 September 2022.

China: Veto AS atas Rancangan Resolusi DK PBB untuk Gaza Tunjukkan Standar Ganda

Melansir dari laman Indian Express, Senin, 26 September 2022, satelit mata-mata NROL-91 lepas landas pada pukul 15:25 waktu setempat dari Vandenberg Space Force Base di Santa Barbara County, California, AS.

Itu menjadi peluncuran terakhir dari Delta IV Heavy. Peluncuran tambahan juga direncanakan dari Florida dan akan menunggangi roket Vulcan Centaur generasi berikutnya dari ULA.

Badan Perdagangan dan Pembangunan AS Bangun Pusat Komando di IKN Nusantara, Ini Tujuannya

Delta IV Heavy memilki tinggi 233 kaki (71 meter) dan mampu melayang 62.540 pon (28.370 kilogram) ke orbit Bumi rendah (LEO), lebih dari yang lain. Ini adalah peluncur yang saat ini beroperasi selain Falcon Heavy milik SpaceX.
Falcon Heavy dapat mengirimkan 140.660 pon (63.800 kg) ke LEO, menurut halaman spesifikasi SpaceX, merupakan perusahaan Elon Musk.

Konfigurasi Delta IV Heavy pertama kali diluncurkan pada Desember 2004. Ini adalah penerbangan roket Delta ke-387 sejak 1960 serta peluncuran ke-95 dan menjadi yang terakhir dari Vandenberg.

Wilayah Industri Ukraina Kena Serangan Rudal Rusia

National Reconnaissance Office sendiri adalah lembaga pemerintah yang bertugas mengembangkan, membangun, meluncurkan, dan memelihara satelit mata-mata AS yang menyediakan data intelijen untuk pembuat kebijakan, komunitas intelijen, dan Departemen Pertahanan atau Pentagon.

NRO maupun ULA tidak memberi deskripsi yang jelas tentang orbit mana yang akan ditempati satelit mata-mata tersebut. Mereka bahkan  mengakhiri siaran web-nya sekitar tujuh menit setelah peluncuran atas permintaan NRO.

Ilustrasi bendera Indonesia.

Indonesia di Atas AS dan Rusia dalam Hal Ini

Indonesia berada di peringkat ketiga untuk adopsi kripto di dunia, naik empat tingkat dari tahun lalu yang berada di peringkat ketujuh. Melampaui AS dan Rusia.

img_title
VIVA.co.id
23 November 2024