Pakar Ungkap Kutub Bulan Bergeser karena Asteroid

Bulan, satelit alami Bumi.
Sumber :
  • BMKG

VIVA Tekno – Dampak Asteroid yang terjadi selama miliaran tahun membuat Kutub Bulan telah bergeser.

Hadirkan Inovasi untuk Indonesia, 4 Peneliti Perempuan Raih Penghargaan L’Oreal - UNESCO For Women in Science 2024

Hal ini ditunjukkan oleh penelitian terbaru oleh para peneliti, yang berbasis di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA di Maryland, AS menemukan bahwa saat bulan diterpa serangan asteroid, kutub utara dan selatannya bergerak sekitar 10 derajat di garis lintang atau setara dengan sekitar 186 mil.

Sebelumnya, para astronom sebetulnya telah lama menggunakan kawah bulan untuk memetakan sejarah bulan dan seluruh tata surya, karena distribusi kehancuran yang ditinggalkan oleh dampak asteroid melukiskan gambaran kondisi kekerasan yang ditemukan di tata surya muda.

Forum G20 di Brasil, Fadli Zon Serukan Repatriasi Artefak Budaya untuk Pemulihan Keadilan Sejarah

Kutub geografis bulan terletak di tempat sumbu rotasinya, suatu garis imajiner yang mengelilinginya yang seakan-akan memotong permukaan bulan, mengutip dari situs Space, Kamis, 22 September 2022.

Penemuan ini diharapkan dapat menjelaskan bagaimana satelit alami Bumi telah berevolusi dan dapat membantu para peneliti menemukan air dan sumber daya lain yang dapat digunakan untuk misi luar angkasa berawak di masa depan.

Inspiratif, Nukila Evanty Menjaga Identitas dan Hak Suku Laut di Tengah Arus Modernisasi

Para ilmuwan telah menemukan air beku di daerah dingin dan gelap di kutub bulan, tetapi berapa banyak air yang ada masih menjadi misteri.

Dengan memahami bagaimana dan di mana kutub telah bergeser, para peneliti dapat mempelajari seberapa banyak air beku telah berubah dari es padat langsung menjadi gas?proses yang disebut sublimasi. Pergeseran ekstrim di lokasi kutub bulan, terutama menuju daerah bulan yang lebih hangat dan tidak terlalu gelap akan mengakibatkan air dengan cepat tersublimasi dan hilang ke luar angkasa, juga memberi air baru lebih sedikit waktu untuk menumpuk di kutub.

"Berdasarkan sejarah kawah Bulan, pengembaraan kutub tampaknya cukup moderat untuk air di dekat kutub untuk tetap berada dalam bayang-bayang dan menikmati kondisi stabil selama miliaran tahun," ucap Vishnu Viswanathan, seorang ilmuwan peneliti di NASA Goddard yang memimpin penelitian dalam sebuah pernyataan.

Adapun, pergeseran kutub disebabkan oleh fenomena yang disebut "true polar wander", yang terjadi ketika sebuah benda berputar dihadapkan dengan rintangan.

Dalam kasus bulan, itu terjadi ketika dampak asteroid mengukir depresi yang dalam di permukaan bulan, yang mendistribusikan kembali massa dan meninggalkan daerah bermassa lebih rendah.

Bulan mengorientasikan dirinya sendiri, menggeser "kantong" bermassa rendah ini ke arah kutub. Bersamaan saat hal tersebut terjadi, gaya sentrifugal? pun, memindahkan daerah bermassa tinggi ke arah ekuator bulan.

Kemudian, tim mencocokkan kawah tumbukan dengan kantong gravitasi yang lebih tinggi atau lebih rendah yang ditemukan di peta gravitasi bulan yang dibuat dengan data dari Laboratorium Pemulihan dan Interior Gravitasi NASA.

Kedepannya, para peneliti akan terus mensimulasikan penghapusan kawah yang lebih kecil dari permukaan bulan, dan mereka berencana untuk menghilangkan fitur yang disebabkan oleh letusan gunung berapi dalam sejarah bulan.

Tim berharap langkah-langkah tambahan ini akan membantu melukiskan gambaran yang lebih lengkap tentang pengembaraan kutub di bulan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya