Berbondong-Bondong Negara Besar Berlomba Menguasai Bulan

Bendera Amerika Serikat (AS) di Bulan.
Sumber :
  • dw

VIVA Tekno – Proyek mengembalikan manusia ke Bulan tidak hanya sebatas terhadap eksplorasi dan pengetahuan manusia atas bulan. Jauh lebih luas dari itu, melibatkan geopolitik internasional.

Selain Amerika Serikat (AS) dengan proyek ambisius Artemis, raksasa lainnya seperti Rusia, China, Australia bahkan India juga turut bergabung dalam perlombaan tersebut.

Dilansir dari situs Space, Senin, 5 September 2022, China dan Rusia saling bergandengan tangan untuk mendaratkan manusia ke bulan pada 2026 dan membangun bangunan di Bulan pada 2035.

Di sisi lain, India juga tengah mengerjakan program pendaratan robotik dan penerbangan menuju ke Bulan. Tidak kalah ketinggalan, Uni Emirates Arab (UEA) juga berambisi untuk meluncurkan "lunar lander" ke Bulan pada November 2022.

Jika dikompilasikan, maka dari sekian proyek tersebut memiliki satu tujuan yang sama, yakni mendaratkan astronot ke Bulan dengan tujuan jangka panjangnya mendapatkan sumber daya di Bulan.

Membicarakan sumber daya yang tersedia di Bulan maka bagian selatan bulan yang mengandung air es dan gas yang dapat ditambang untuk dijadikan bahan bakar roket merupakan pembicaraan yang tidak boleh terlewatkan.

Berdasarkan deteksi atas hydroxyls, diperkirakan terdapat sekitar 100 juta hingga 2,9 milair ton air di Bulan. Tentu, keberadaan sumber daya ini tentu dapat mendukung habitasi jangka pannjang manusia di Bulan.

Hal yang tidak kalah menarik dari sini adalah misi Artemis 1 yang sudah mulai dijalankan oleh AS saat ini, sekaligus juga menandakan permulaan dari perlombaan luar angkasa tersebut.

Sayangnya, NASA terpaksa harus terus memutar otaknya lantaran langkah awal misi ambisiusnya ke Bulan harus menghadapi berbagai pembatalan peluncuran.

Roket Artemis 1 untuk pertama kalinya dijadwalkan akan meluncur pada Senin, 29 Agustus 2022 dan terpaksa harus dibatalkan lantaran diterpa permasalahan mesin.

Kala itu, tim tidak dapat mendinginkan salah satu mesin RS-25 yang menunjukkan suhu lebih tinggi dari tiga yang lainnya, mengutip dari situs Engadget, Senin, 5 September 2022.

Enggan menyerah, NASA kembali menetapkan jadwal penggantinya dan berencana untuk meluncurkan misi Artemis 1 Moon pada Sabtu, 3 September 2022.

Lagi-lagi, jadwal tersebut terpaksa harus mundur karena roket mengalami kebocoran pengisian bahan bakar yang terdeteksi sekitar tujuh jam sebelum lepas landas, mengutip dari situs Space, Senin, 5 September 2022.

Saat ini, roket tersebut paling cepat akan meluncur pada Senin, 5 September 2022 pukul 17.12 EDT atau Selasa, 6 September 2022 pukul 04.12 WIB.

Dengan catatan, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dapat memperbaiki sumber permasalahan secara tepat waktu.

Bumi Akan Punya Dua Bulan pada 29 September 2024? Cek Faktanya!

“Kita akan meluncur disaat telah siap. Kita tidak akan meluncur sampai saat itu, dan terutama saat ini merupakan penerbangan uji coba” kata Administrator NASA Bill Nelson mengomentari pembatalan peluncuran.

Sedangkan, jika NASA masih harus memperbaiki roket SLS Artemis 1 kembali di dalam hanggar Gedung Perakitan Kendaraan, maka peluncuran akan ditunda hingga Oktober mendatang.

Di Bulan Banyak Air, Kata PSI

Mengingat, NASA telah lebih dulu memiliki rencana untuk meluncurkan empat astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada misi SpaceX's Crew-5 Dragon pada awal Oktober.

Kendati demikian, kita tidak dapat menutup mata misi Artemis 1 ini merupakan satu langkah maju dalam mengembalikan manusia ke bulan, sekaligus juga menandakan dimulainya perlombaan luar angkasa.

Dampak Bulan Menjauh dari Bumi

Baju astronot buatan Prada.

Baju Astronot ke Bulan Kece Abis

Merek fesyen mewah asal Italian, Prada, turut merancang baju astronot Axiom Extravehicular Mobility Unit (AxEMU) bersama perusahaan teknologi bidang antariksa Axiom Space

img_title
VIVA.co.id
22 Oktober 2024