Begini Akhir Kisah Manis Skandal Facebook dan Cambridge Analytica
- Mother Jones
VIVA Tekno – Kasus skandal Cambridge Analytica yang merundung Facebook akhirnya berujung damai.
Meta, selaku perusahaan induk Facebook, telah mencapai penyelesaian tentatif dalam gugatan yang menuduh layanan jejaring sosial terbesar di dunia itu mengizinkan jutaan informasi pribadi penggunanya untuk diberikan kepada Cambridge Analytica, sebuah perusahaan yang mendukung kampanye kepresidenan Donald Trump yang menang pada pemilu AS 2016.
Bersamaan dengan damainya kasus ini, bos Meta, Mark Zuckerberg tak perlu lagi bersaksi dan menjelaskan apa yang terjadi pada perusahaannya saat Pemilu AS 2016.
Kendati demikian, platform ini mesti membayarkan sejumlah uang yang disepakati. Hingga saat ini, memang masih belum jelas seberapa besar nominal yang harus dibayarkan oleh Facebook dalam penyelesaian kasus ini, mengutip dari situs Apnews, Senin, 29 Agustus 2022.
Namun, sebuah dokumen pada Jumat pekan lalu mengungkapkan, meminta hakim di pengadilan federal San Fransisco untuk menunda kasus selama 60 hari guna memberikan waktu terhadap kuasa hukum kedua belah pihak menyelesaikan settlement tertulisnya.
Adapun, kasus skandal Cambridge Analytica sendiri telah bergulir sejak tahun 2018. Facebook digugat lantaran dianggap telah melanggar privasi penggunanya dengan membagikan sekitar 87 juta data pengguna ke pihak ketiga, suatu konsultan politik berbasis bernama Cambridge Analytica.
Lebih dalam, Cambridge Analytica diduga telah menyalahgunakan 87 juta data pengguna Facebook tersebut untuk keperluan pemenangan kampanye Donald Trump yang kala itu tengah bertarung melawan Hillary Clinton pada Pemilu AS 2016.
Sebagai informasi tambahan, kasus dugaan pelanggaran data yang menimpa Facebook dan Cambridge Analytica ini sampai-sampai diangkat menjadi film dokumenter berjudul “The Great Hack” yang ditayangkan di Netflix secara perdana pada 2019.