Perusahaan di Asia Pasifik Gercep Adopsi Smart Manufacturing

Vice President Enterprise Solution Division NEC Indonesia, Budi Subekti.
Sumber :
  • Misrohatun Hasanah

VIVA Tekno – Perjalanan menuju revolusi industri 4.0 tidak menunjukkan tanda-tanda melambat di mana smart manufacturing atau manufaktur cerdas terus menjadi peluang bagi organisasi untuk mengoptimalkan efisiensi.

Akselerasi Transisi Energi, Penerapan ESG Harus Jadi Budaya Industri

Teknologi seperti AI (artificial intelligence/kecerdasan buatan), pembelajaran mesin, robotika, analitik, dan 5G membuka sejumlah besar peluang aplikasi untuk menurunkan biaya perawatan, mengurangi pengerjaan ulang, meningkatkan kontrol kualitas, dan banyak lagi.

Dalam sebuah riset yang bertajuk 'The State of Smart Manufacturing Report', mengungkapkan bahwa tingkat penerapan smart manufacturing dipercepat hingga 50 persen secara global pada 2021.

Pemerintah Jamin Program Makan Bergizi Gratis Serap Susu Sapi Peternak Lokal

Teknologi tersebut dianggap mengatasi tantangan yang paling mendesak di industri. Perusahaan di Asia Pasifik (93 persen) bahkan menilai smart manufacturing sebagai hal yang 'sangat' atau 'amat sangat' penting bagi kesuksesan masa depan dibandingkan perusahaan di Amerika Utara (84 persen), serta Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (75 persen).

Sebagian besar perusahaan di Asia Pasifik memiliki target waktu yang lebih singkat (kira-kita kurang dari setahun) untuk menerapkan solusi smart manufacturing dibandingkan perusahaan di Amerika Utara serta Eropa, Timur Tengah, dan Afrika yang sebagian besar memiliki target waktu 1-2 tahun.

COP29, BNI Ungkap Peran Strategis Perbankan Akselerasi Transisi Hijau di Indonesia

Vice President Enterprise Solution Division NEC Indonesia, Budi Subekti mengatakan bahwa penerapan industri 4.0 berguna untuk menopang pertumbuhan di pasar global yang semakin ketat, membuat semakin banyaknya perusahaan manufaktur yang mengadopsi teknologi baru.
"Transformasi digital adalah elemen penting dalam konsep smart manufacturing. Penggunaan teknologi AI dan IoT semakin dirasakan perlu untuk meningkatkan efisiensi proses produksi demi pertumbuhan tingkat produktivitas," kata dia, ketika berbincang dengan VIVA Tekno dan sejumlah media di Jakarta, Rabu, 24 Agustus 2022.

Budi melanjutkan, menggunakan teknologi AI, IoT dan data analitik akan membuat perusahaan manufaktur dapat membuat keputusan penting berdasarkan data real-time untuk meningkatkan produktivitas. Pengendallian kualitas dalam proses produksi juga dapat membuat peningkatan secara signifikan.

Rangkaian solusi yang dibangun NEC Indonesia antara lain solusi Smart Manufacturing yang berfokus pada pemanfaatan AI, IoT dan data analytics seperti seperti System Invariant Analysis Technology (SIAT), Face Recognition untuk kontrol akses dan Warehouse Management System yang terintegrasi dengan ERP.

Budi juga menampilkan beberapa produk dari Stratus Technologies sebagai mitra NEC dalam menyediakan solusi komputasi edge yang memainkan peran penting dalam proses pengolahan dan penyimpanan data.

"Saat ini data dan informasi yang diperoleh melalui analitik adalah aset bisnis yang penting agar perusahaan manufaktur bisa sejalan dengan kecepatan perubahan teknologi sekaligus mempertahankan keunggulan kompetitifnya," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya