Stasiun Luar Angkasa Besutan Jeff Bezos Akan jadi Kenyataan

Stasiun Luar Angkasa Orbital Reef milik Jeff Bezos.
Sumber :
  • Gizmodo.com

VIVA Tekno – Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) segera pensiun. Menurut rencana, ISS akan jatuh ke Bumi pada 2030 sehingga membuat NASA berada di bawah banyak tekanan untuk segera mendapat penggantinya.

Baju Astronot ke Bulan Kece Abis

NASA kemudian ‘mengetuk’ beberapa perusahaan swasta untuk mengembangkan solusi. Salah satunya dengan Blue Origin milik Jeff Bezos dan Sierra Space.

NASA, bersama dengan anggota dari Sierra Space dan Blue Origin, membuat Stasiun Luar Angkasa Orbital Reef System Definition Review (SDR), sejak Juni tahun ini dan saat ini dalam fase desain.

Barry dan Sunita Pulang Jelang Hari Valentine

“SDR ini menggerakkan Orbital Reef ke depan,” Brent Sherwood, wakil presiden senior Program Pengembangan Lanjutan di Blue Origin, mengatakan dalam pernyataan Sierra Space, seperti dikutip dari situs RT, Rabu, 24 Agustus 2022.

“Kami memenuhi kebutuhan pasar komersial dan persyaratan NASA. Orbital Reef akan mengubah permainan untuk penerbangan luar angkasa manusia di orbit Bumi,” tuturnya.

Mendeteksi Alien Lewat Tenaga Surya

Stasiun luar angkasa yang diusulkan sedang dikembangkan di bawah Program Pengembangan Orbit Bumi Rendah Komersial (CLD) NASA. Selain Blue Origin dan Sierra Space, proyek Orbital Reef kolaboratif mencakup Amazon Supply Chain, Amazon Web Services, Arizona State University, Boeing, Genesis Engineering Solutions, dan Redwire Space.

Adapun, Blue Origin besutan Jeff Bezos ini menerima segelontor dana sebesar US$130 juta atau sekitar Rp 1,9 triliun dalam pendanaan dari NASA, sementara Sierra Space yang berbasis di Colorado berhasil mendapatkan US$1,4 miliar (Rp20,7 triliun) dalam pendanaan untuk proyek tersebut tahun lalu. Sedangkan, Axiom Space, NanoRacks, dan Northrop Grumman sedang mengembangkan stasiun luar angkasa mereka sendiri di bawah CLD NASA.

Tujuan utama dari SDR yang baru-baru ini dapat disimpulkan untuk menetapkan dasar fungsional untuk Orbital Reef. NASA menyimpulkan bahwa stasiun ruang angkasa yang diusulkan tersebut telah memenuhi persyaratan fungsional dan kinerja bahwa arsitektur sistem, termasuk interoperabilitas komponennya, baik. Dengan mosi percaya ini, Blue Origin dan Sierra Space sekarang akan lebih mengembangkan arsitektur dan desain sistem Orbital Reef.

Digambarkan sebagai "taman bisnis campuran", Orbital Reef sedang dirancang untuk menampung 10 astronot dalam volume ruang yang sebanding dengan interior yang dimiliki ISS saat ini. Stasiun ini akan menjadi tuan rumah eksperimen sains di lingkungan gayaberat mikro, menyediakan platform untuk mengembangkan teknologi luar angkasa, menghibur wisatawan luar angkasa, dan tidak menutup kemungkinan juga akan berfungsi sebagai tempat syuting film mendatang. Pembangunan Orbital Reef dijadwalkan akan dimulai pada 2026, dengan stasiun yang diprediksi akan mulai beroperasi pada 2027.

CEO Sierra Space Tom Vice mengatakan stasiun luar angkasa baru akan membantu memperluas "pabrik dan kota kami ke luar angkasa." Ini bukan “semata-mata tentang pariwisata,” tambahnya. Tetapi, "tentang membuka penemuan hebat berikutnya menggunakan pabrik gayaberat mikro yang akan kita bangun hanya 250 mil di atas permukaan Bumi,” ungkapnya.

Sierra Space baru-baru ini juga telah mengumumkan rencananya untuk membangun “pusat penerbangan antariksa komersial dan akademi pelatihan astronot pertama yang terintegrasi penuh di dunia.” Akademi akan melatih tiga jenis astronot yang berbeda untuk perjalanan dan misi ke Orbital Reef. Tidak kalah ketinggalan, Sierra Space juga mengembangkan pesawat luar angkasa yang disebut Dream Chaser, yang dirancang untuk membawa 12.000 pon (5.443 kilogram) ke orbit rendah Bumi yang akan siap pada tahun 2026, melakukan misi kargo reguler ke Orbital Reef dan mungkin ISS.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya