3 Hal Ini Bikin 'Personal Branding' Terdongkrak di Media Sosial

Direktur Jenderal Aptika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan.
Sumber :
  • VIVA/Muhammad Naufal

VIVA Tekno – Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi mengadakan kegiatan 'Gali Ilmu', yakni belajar santai tentang berbagai kemampuan digital yang diperlukan warganet masa kini.

Unggul di Dimensi Data dan Kolaborasi, Transformasi Digital BRI Berbuah Prestasi di Digital Banking Awards 2024

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan menyampaikan bahwa hingga akhir tahun lalu, Program Literasi Digital ini sudah berhasil menjangkau lebih dari 12 juta masyarakat di 515 Kabupaten/Kota di 34 provinsi.

Ia juga berharap bisa mendorong terciptanya talenta-talenta digital baru di Indonesia yang lebih berkualitas dan siap dalam membantu mewujudkan 'Indonesia Digital Nation'.

Penggunaan Transaksi Digital Memudahkan: Efektif dan Efisien

"Untuk itu diperlukan kolaborasi yang baik agar masyarakat tidak ada yang tertinggal dalam proses percepatan transformasi digital," katanya, Sabtu, 13 Agustus 2022.

Kali ini, Gali Ilmu bertemakan 'Personal Branding - Buka Peluang Karir dengan Makin Cakap Digital', bersama narasumber Digital Creator dan Karyawan BUMN, Vina Muliana.

Hasil Uji Lemigas dan LAPI ITB: Pertamax Bukan Penyebab Mobil Rusak

Dalam paparannya, ia menyampaikan bahwa 95 persen recruiter, atau perusahaan yang merekrut karyawan, melakukan background verification dari kandidat yang akan mereka terima dan salah satu aspek yang diverifikasi adalah media sosial.

"Ini membuktikan bahwa mereka yang memiliki jejak digital yang baik nantinya akan lebih mudah menarik perhatian para recruiter," jelas dia.
Vina melanjutkan, dengan memberikan definisi sederhana personal branding, yang pertama adalah apa persepsi orang terhadap kita sebelum mengenal kita lebih dekat.

Kedua, apa yang orang-orang bicarakan tentang kita saat kita tidak ada di tempat. "Untuk itu, penting untuk membangun sebuah personal branding yang sehat dan bukan sekadar 'pencitraan'," tuturnya.

Vina juga menyampaikan tidak perlu memilih semua platform digital yang ada untuk menunjang personal branding dan lebih baik ambil satu atau dua platform yang dirasa sesuai dengan kelebihan yang dimiliki dan fokus di platform tersebut.

"Dengan begitu personal branding yang teman-teman hasilkan nantinya akan lebih terarah," papar dia. Kemudian, dalam membuat sebuah konten di media sosial, penting untuk menanyakan tiga hal.

Ketiga yaitu apakah konten tersebut penting dan berhubungan dengan kehidupan orang-orang? Apakah bisa menjadi solusi atas kebutuhan dan permasalahan yang ada? Apakah bisa memotivasi atau menghibur orang-orang?

"Hal ini supaya personal branding yang dicitrakan semakin maksimal. Sekali lagi, personal branding itu bukan sekadar memberi 'cap' pada diri sendiri, tapi juga cara untuk bisa memberikan dan menyampaikan manfaat serta nilai di dalam diri sendiri," tegas Vina.

Warganya Paling Banyak di Jakarta, Begini Cara Pemkot Jaktim Cegah DBD Menyerang

Berbagai cara dilakukan supaya penyakit seperi demam berdarah hingga diare tak lagi banyak menimpa warga Jakarta Timur yang jumlahnya terbesar di Jakarta. Menurut data ke

img_title
VIVA.co.id
4 Desember 2024