Kemampuan Daya Beli Masyarakat Jangan Diabaikan

Ilustrasi masyarakat.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Harga bahan bakar minyak (BBM) oktan 95 di beberapa negara penghasil minyak dunia dinilai jauh lebih kecil dari harga yang ada di Indonesia.

Cawabup Trihandy Cahyo: Gaji Rp1,1 Juta Bisa Hidup Sejahtera di Kabupaten Nganjuk

Venezuela berada di urutan pertama yang harga BBM oktan 95 sebesar US$0,022 atau setara Rp299 per liter dengan jumlah penduduk 28 juta jiwa.

Lalu, urutan kedua ada Libya seharga US$0,031 atau setara Rp463 per liter, urutan ketiga Iran dengan US$0,053 atau setara Rp792 per liter.

BCA Tunggu Arah Kebijakan Kredit Pemerintahan Prabowo, Daya Beli Jadi Penentu

Kemudian, Malaysia berada di urutan kesembilan dengan US$0,46 atau setara dengan Rp6.881 per liter, dan Irak dengan US$0,51 atau Rp7.690 per liter, menduduki urutan kesepuluh.

"Itu beberapa negara penghasil minyak dunia," kata Pengamat Kebijakan Publik Bambang Haryo Soekartono, Jumat, 12 Agustus 2022. Ia juga membeberkan harga BBM di negara bukan penghasil minyak dunia.

Analis Optimistis Daya Beli Masyarakat Domestik Membaik, BI Rate dan Ekonomi Global Jadi Penentu

Misalnya, urutan ke-36 ada Taiwan dengan US$1.028 atau setara Rp15.378 per liter. Selanjutnya, urutan ke-37 Myanmar dengan US$1.039 atau setara Rp15.540 per liter, Maladewa ada di urutan ke-40 dengan US$1.071 atau setara Rp16.022 per liter, Vietnam urutan ke-45 dengan US$1.121 atau setara Rp16.770 per liter.

Lantas, Indonesia berada di peringkat berapa? Ternyata, Indonesia ada di urutan ke-50 dengan US$1.167 atau setara Rp17.540 per liter.

penetapan upah minimum (ilustrasi)

Photo :
  • ANTARA/Zabur Karuru

"Ini artinya, ada 49 negara yang menjual BBM oktan 95 lebih murah dari Indonesia. Baik negara penghasil maupun bukan penghasil minyak dunia," jelas dia, mengutip data dari situs https://www.globalpetrolprices.com/gasoline_prices.

Penerima penghargaan Honoris Mentions dari Fakultas Teknologi Kelautan ITS Surabaya, Jawa Timur ini lalu mencontohkan Singapura, yang mempunyai penduduk sekitar 5,6 juta jiwa.

Menurutnya, harga BBM oktan 95 di sana mencapai US$2.022 atau setara Rp30.200 per liter. Angka ini tentu jauh lebih mahal dari harga di Indonesia maupun Malaysia.

Namun, lanjut Bambang, perlu diketahui bahwa tingginya harga BBM di suatu negara tidak ada korelasinya dengan jumlah penduduk, tapi sangat berhubungan dengan kemampuan daya beli masyarakat.

Lebih lanjut ia memaparkan, kendati harga BBM di Singapura naik dua kali lipat dari Indonesia, namun upah minimum regional atau UMR di negeri Singa itu pun tinggi, yakni sebesar SG$5.000 atau setara Rp53 juta.

Sementara UMR di Indonesia bervariasi. Berkisar antara Rp2 juta hingga Rp4,7 juta. "Bahkan, masih ada wilayah tertentu yang UMR-nya di bawah Rp2 juta, seperti Banjarnegara Rp1.819.000 atau Sragen Rp1.839.000," jelas Bambang.

Mengacu dari data-data tersebut, dirinya mengimbau kepada pemerintah untuk mempertimbangkan penetapan harga BBM maupun besaran subsidi menjadi bagian penting dalam rangka memenuhi hajat hidup orang banyak.

"Penting bagi pemerintah untuk mempertimbangkan harga BBM berdasarkan kemampuan daya beli masyarakat, bukan jumlah penduduk. Jadi, harga BBM harus lebih realistis sesuai dengan harga beli impor. Cara ini dilakukan Malaysia. Sementara subsidinya disesuaikan dengan kemampuan daya beli masyarakat," paparnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya