Planet Bayi Ditemukan Lagi Membentuk Bulan

Ilustrasi exoplanet atau planet di luar Tata Surya.
Sumber :
  • Instagram/@benny_gunther

VIVA Tekno – Para ilmuwan mungkin telah melihat planet bayi yang mengandung gas. Sebuah array teleskop mendeteksi gas pertama kalinya di piringan yang mengelilingi bintang yang jauh.

Planet Kontroversial Ditemukan

Penemuan itu menunjukkan planet muda atau sebuah ekstrasurya bermassa Jupiter, menurut tim peneliti. Gumpalan cahaya itu dipancarkan di dekat bintang AS 209 yang ditangkap oleh Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA).

"Cara terbaik untuk mempelajari pembentukan planet adalah dengan mengamati planet saat mereka terbentuk. Kita hidup di masa yang sangat menyenangkan ketika ini terjadi berkat teleskop yang kuat," kata penulis utama Jaehan Bae.

Planet Ini Punya Ekor Panjang karena Tertiup Angin Matahari

Penemuan gas seperti ini akan memberikan lebih banyak informasi tentang bagaimana atmosfer planet berkembang serta bagaimana Bulan berkumpul pada tahap awal Tata Surya.

Exoplanet yang diduga berada dalam sistem 395 tahun cahaya dari Bumi itu merupakan tempat yang relatif dekat dalam hal galaksi. Meski begitu dunia tersebut berjarak 200 kali Bumi-Matahari atau unit astronomi.

Carilah Air, Baru Bisa Ketemu Alien

Di bawah teori pembentukan planet saat ini, para ilmuwan berasumsi bahwa raksasa gas paling baik terbentuk di zona dengan gas dan debu yang berjumlah banyak.

Sebaliknya, bagian luar Tata Surya dianggap penuh dengan benda-benda yang lebih kecil dan lebih dingin dan tidak stabil secara gravitasi di masa lalu, mungkin karena gangguan pasang surut, dilansir dari laman Space, Jumat, 12 Agustus 2022.

Namun simulasi terbaru oleh tim menunjukkan bahwa ketidakstabilan semacam itu hanya dapat menghasilkan pecahan yang massanya beberapa kali massa Jupiter. Bahkan jika itu terjadi, planet kurang rentan untuk bermigrasi saat pertumbuhan.

Selain itu, piringan AS 209 memiliki massa yang relatif kecil dan tampak stabil berdasarkan profil kerapatan permukaan gas dan suhunya di bidang tengah.

"Meskipun bukan tidak mungkin piringan cukup besar di masa lalu, massa kecil saat ini menyiratkan bahwa piringan seharusnya kehilangan massa dengan sangat efisien sejak saat itu," tulis para peneliti dalam makalah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya