Angin Matahari Capai Medan Magnet Bumi
- Daily Express
VIVA Tekno – Minggu kemarin, 7 Agustus 2022, medan magnet Bumi dilempari oleh aliran angin Matahari yang mencapai kecepatan lebih dari 600 kilometer (372 mil) per detik.
Meskipun itu tidak terlalu mengkhawatirkan, anehnya badai ini benar-benar tidak terduga, menurut situs Science Alert, Rabu, 10 Agustus 2022.
"Peristiwa ini tidak ada dalam perkiraan, sehingga aurora yang dihasilkan mengejutkan," lapor SpaceWeather.
Angin Matahari terjadi ketika aliran partikel dan plasma berenergi tinggi tidak dapat lagi ditahan oleh gravitasi Matahari dan meledak ke arah Bumi.
Masih banyak yang belum kita ketahui tentang bagaimana Matahari kita bekerja, tetapi emisi ini diperkirakan berasal dari lubang koronal dan para ilmuwan melakukan pekerjaan yang baik untuk memantaunya dari Bumi.
Melalui pemantauan ini, mereka mampu menciptakan 'prakiraan' cuaca luar angkasa yang tidak hanya memprediksi kapan badai Matahari atau semburan Matahari, yang juga dikenal sebagai coronal mass ejections (CME), menuju ke arah kita, tapi juga seberapa kuat mereka nantinya.
Pada Minggu pagi, NASA Deep Space Climate Observatory (DSCOVR) menangkap aliran angin Matahari ringan yang meningkat secara signifikan dan tak terduga sepanjang hari.
Penyebab badai Matahari ini masih belum diketahui, tetapi SpaceWeather berspekulasi itu bisa menjadi awal kedatangan angin Matahari yang diperkirakan datang dari lubang khatulistiwa di atmosfer Matahari dua hari kemudian atau bisa jadi CME yang terlewatkan.
Laporan Space Weather menulis sebuah diskontinuitas dalam data angin matahari pada 00:45 UT, 7 Agustus kemarin yang mengisyaratkan gelombang kejut tertanam dalam angin Matahari.
"Hari-hari ini, Matahari aktif menghasilkan begitu banyak ledakan kecil, sehingga CME samar yang menuju Bumi kadang terabaikan," lanjutnya.
Angin matahari berkecepatan tinggi terus menghantam medan magnet Bumi, dengan catatan menunjukkan kecepatannya mencapai 551,3 kilometer (343 mil) per detik pada 9 Agustus pukul 04:06 UTC.
Kabar baiknya adalah angin Matahari tidak merusak Bumi karena dilindungi dengan aman oleh atmosfer planet kita. Namun, jika kekuatannya besar, itu dapat mempengaruhi teknologi, menyebabkan masalah dengan satelit telekomunikasi dan dalam kasus ekstrem hingga jaringan listrik.
Angin ini diklasifikasikan sebagai badai Matahari G2. Badai dapat mempengaruhi sistem tenaga lintang tinggi dan dapat mempengaruhi prediksi orbit pesawat ruang angkasa.