Hati-Hati, Beredar Aplikasi Penipu di App Store
- New York Post
VIVA Tekno – Apple mengklaim telah menghapus sejumlah aplikasi di App Store yang menipu para pengiklan di Facebook dan membuat hacker atau peretas bisa menggunakan anggaran pengiklan yang menjadi korbannya untuk menjalankan iklan yang membahayakan platform Facebook.
Kabarnya, aplikasi ini sebelumnya berada pada peringkat yang cukup tinggi di App Store‌ ketika mencari kalimat "Facebook ads manager", aplikasi yang digunakan oleh pengiklan untuk mengontrol kehadiran mereka dan iklan yang mereka jalankan di platform Facebook, seperti dikutip dari situs Macrumors, Senin, 8 Agustus 2022.
Aplikasi ini juga dengan meyakinkan menampilkan dirinya sebagai pengelola iklan yang sah untuk Facebook tetapi sebenarnya merupakan pintu masuk yang kemudian memungkinkan hacker untuk mendapatkan akses ke akun korban.
Berdasarkan laporan salah satu korban yang juga merupakan karyawan biro iklan mengatakan bahwa akun mereka terkunci hanya dalam waktu 10 menit setelah mengunduh dan masuk ke aplikasi tersebut.
Apple mengatakan bahwa aplikasi tersebut pada awalnya didaftarkan ke App Store‌ sebagai pengelola dokumen sederhana tanpa ikatan atau suatu fungsi lainnya yang terhubung ke platform Facebook.
Mereka juga mengklaim dalam sebuah pernyataan bahwa aplikasi tersebut berubah menjadi aplikasi yang berbahaya setelah mendapatkan persetujuannya untuk menjadi platform Facebook.
Adapun, Apple kerapkali dengan bangga menyatakan bahwa App Store‌ merupakan tempat yang aman dan tepercaya untuk menemukan dan mengunduh aplikasi, dengan aplikasi yang memiliki standard tertinggi untuk privasi, keamanan, dan juga konten.
Apple berkali-kali mengklaim telah menyaring semua aplikasi yang ada di App Store, di mana lebih dari 250 ribu aplikasi ditolak untuk masuk ke App Store‌ pada tahun lalu karena dianggap telah melanggar pedoman privasi, dengan lebih dari 1 juta aplikasi ditolak karena konten yang mungkin berbahaya dan tidak aman bagi pengguna.
Terlepas dari upaya Apple perihal keamanan penggunanya, aplikasi penipuan tetap menjadi masalah bagi platform yang bermarkas di Cupertino ini.
Sebuah studi tahun lalu menemukan bahwa 2 persen dari 1.000 aplikasi berbayar teratas di App Store‌ pada saat itu merupakan aplikasi penipuan yang dilaporkan menghasilkan pendapatan hingga lebih dari US$1 juta atau sekitar Rp15 miliar.