Menunggu Kata 'Putus' dari Elon Musk untuk Twitter

Pendiri SpaceX dan Tesla, Elon Musk.
Sumber :
  • Instagram @dagelan

VIVA Tekno – Jawaban Elon Musk atas gugatan Twitter terhadap usahanya dalam membatalkan kesepakatan akuisisi akan diumumkan kepada publik paling lambat pada Jumat malam, 5 Agustus 2022 alias malam hari ini.

JK Polisikan Agung Laksono, Singapura Terancam Punah hingga Rezim Bashar Al Assad Tumbang

Pengacara Musk ingin mengajukan versi publik dari jawaban dan tuntutan balik di pengadilan Delaware. Tetapi pengacara Twitter mengeluh bahwa mereka membutuhkan lebih banyak waktu untuk meninjau dan berpotensi menyunting pengajuan tertutup Musk, mengutip dari situs Theindianexpress, Jumat, 5 Agustus 2022.

Adapun, Hakim Kathaleen St. Jude McCormick mengadakan telekonferensi singkat pada hari Rabu sebelum menyetujui Twitter, mengarahkan bahwa pengarsipan publik itu dijadwalkan pada Jumat pukul 5 sore waktu setempat. Tetapi, hal Itu bisa diajukan lebih awal tergantung pada saat pengacara Twitter menyelesaikan tinjauan mereka.

Elon Musk Sebut Singapura Terancam Punah, Apa Sebabnya?

Pengacara Twitter berpendapat bahwa aturan pengadilan mengharuskan selang waktu lima hari kerja sebelum versi publik dari pengajuan Musk dicatat.

“Beberapa kasus menarik minat publik sebanyak kasus ini, dan Twitter memperhatikan komitmen pengadilan ini untuk memastikan akses publik maksimum ke prosesnya,” tulis pengacara Twitter Kevin Shannon.

Ancaman China White, Ketakutan Terbaru bagi AS yang Memicu Kenaikan Tarif oleh Trump

Sedangkan, Pengacara Musk, Edward Micheletti, berpendapat bahwa pengacara Twitter telah salah menafsirkan aturan pengadilan. Lebih dalam, pengacara Musk juga mengatakan tidak ada informasi rahasia dalam pengajuan Musk yang harus dirahasiakan dari publik.

“Twitter seharusnya tidak diizinkan untuk terus mengubur sisi cerita yang tidak ingin diungkapkan secara publik,” tulis Micheletti.

Sebagaimana diketahui bersama, gagalnya akuisisi Twitter oleh Elon Musk ini tidak terlepas dari adu klaim diantara keduanya tentang akun spam di platform tersebut. Musk menuduhkan Twitter telah gagal memberikan informasi yang cukup tentang jumlah akun palsu di layanannya.

Sementara, Twitter berargumen bahwa Musk telah sengaja mencoba untuk menghentikan kesepakatan karena kondisi pasar telah memburuk dan akuisisi tidak lagi melayani kepentingannya.

Nantinya, baik Elon Musk atau Twitter akan berhak atas biaya perpisahan US$1 miliar (Rp15 triliun) dari salah satu pihak yang dinyatakan bersalah atas kegagalan perjanjian di pengadilan. Meskipun begitu, Twitter tidak berpuas diri dan menginginkan lebih yang dimana, saat ini mereka tengah mencari perintah pengadilan tentang "kinerja spesifik" yang mengarahkan Musk untuk tetap melanjutkan proses kesepakatan itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya