Sekelompok Peneliti Menetap di Mars Satu Bulan

Pangkalan Haughton-Mars Project (HMP).
Sumber :
  • NASA HMP/Pascal Lee

VIVA – Sekelompok peneliti yang terdiri dari delapan orang, berjalan menuju utara untuk kembali merasakan sensasi tinggal di Mars buatan. Pangkalan Haughton-Mars Project (HMP) terletak di Pulau Devon, sekitar 15 derajat selatan Kutub Utara.

Kelompok tersebut termasuk pendiri pangkalan dan pemimpin ekspedisi, Dr. Pascal Lee, sekelompok peneliti dari Observatorium Haystack MIT, peneliti lain dan staf pendukung.

Sejak 2019 tim HMP absen untuk pergi ke sana, selain karena pandemi juga kondisi yang tidak stabil di mana beruang kutub berpotensi merusak struktur dan peralatan pendukung.

Generator dan ATV di tempat telah melalui beberapa siklus pembekuan/pencairan. Sementara beruang kutub semakin lapar karena telah memotong jalan ke beberapa habitat yang dibangun.

Meskipun citra satelit tidak menunjukkan kerusakan yang parah, tingkat keberhasilannya masih jauh dari pasti, menurut laman Space, Kamis, 4 Agustus 2022.

Mereka harus mempersiapkan diri untuk cuaca ekstrem selama satu bulan tinggal di sana. Stasiun cuaca terdekat melaporkan suhu berkisar antara 1 hingga 7 derajat Celcius dengan kelembaban sekitar 90 persen.

Cuaca di Pulau Devon bisa sangat berbeda karena angin kencang yang sering menyebabkan suhu turun dan menimbulkan angin dingin. Untuk bepergian ke HMP, bawaan mereka dibatasi hingga 22,6 kilogram bagasi, untuk barang pribadi dan satu jinjing.

Pangkalan tersebut dioperasikan oleh Mars Institute dan didirikan serta dibangun pada akhir 1990-an oleh Lee, seorang ahli geologi planet.

Periset BRIN Masuk Daftar Top 2% Ilmuwan Dunia, DPR: SDM RI Memang Mampu Bersaing

Pangkalan HMP terletak di tepi Haughton Impact Crater, yang terbentuk sekitar 23 juta tahun yang lalu. Ini merupakan wilayah yang terdampak dari asteroid atau komet dan berada sekitar 75 derajat lintang.

Ini juga menjadi struktur tumbukan terbesar di wilayah utara. Bersamaan dengan itu banyak fitur mirip Mars yang membuat Haughton menjadi analog Planet Merah terbaik di Bumi.

13 Peneliti UI Masuk Top 2% Scientist Worlwide 2024

Manusia Bisa Berwisata ke Mars
Prof. Dr. dr. Irma Bernadette S. Sitohang, Sp. D.V.E., Subsp. D.K.E., FINSDV, FA

Hari Ibu: Peneliti Wanita Indonesia Jadi Dokter Pertama Raih NAOS Ecobiology International Award di Prancis

Indonesia diwakili oleh Prof. Dr. dr. Irma Bernadette S. Sitohang, Sp. D.V.E., Subsp. D.K.E., FINSDV, FAADV. Dia terpilih sebagai pemenang penerima penghargaan NAOS.

img_title
VIVA.co.id
22 Desember 2024