Puing-puing Roket China Jatuh ke Bumi, Sempat Melintasi Indonesia
- spacenews
VIVA Tekno – Puing-puing atau sampah antariksa CZ5B, roket China bekas peluncuran modul Stasiun Luar Angkasa Tiangong berbobot sekitar 20 ton dan berukuran 30 meter, melintasi Sumatera bagian selatan dan Kalimantan Barat.
"Terpantau, Indonesia di wilayah Sumatera bagian selatan dan Kalimantan Barat terlintasi pada saat-saat akhir lintasan bekas roket," kata Peneliti Senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaludin dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu, 31 Juli 2022.
Ia menuturkan sampah antariksa besar itu jatuh di Samudera Hindia pada Sabtu, 30 Juli 2022 pukul 23.45 WIB. Namun, sampah antariksa tersebut tidak berbahaya bagi biota laut di perairan itu.
Thomas menuturkan data orbit dari pemantauanspace-track.org menunjukkan titik jatuh di barat daya Indonesia. "Tapi, bisa jadi ada pecahannya yang mungkin tersebar sepanjang lintasan terakhir, orbitnya melintasi Sumatera bagian selatan," jelasnya.
Kepala Pusat Riset Antariksa BRIN Emanuel Sungging Mumpuni mengatakan, berdasarkan hasil analisis tim Riset Benda Jatuh Antariksa, sampah antariksa CZ5B, roket China bekas peluncuran modul Stasiun Luar Angkasa Tiangong, akan jatuh di sekitar wilayah selatan Filipina, dan akan berada pada ketinggian 10 kilometer di atas wilayah Sarawak, Malaysia.
Menurutnya, proses benda jatuh antariksa juga berhasil direkam oleh pengamat di Lampung melalui Observatorium Astronomi ITERA Lampung (OAIL).
Jika ada penduduk yang melihat objek langit yang jatuh sekitar pukul 23.45 WIB, dapat segera melaporkan ke Pusat Riset Antariksa BRIN melalui surat elektronik prantariksa@brin.go.id.
Menurut informasi dari Kementerian Sains, Teknologi, dan Inovasi (MOSTI) melalui maklumat tertulis Agensi Angkasa Malaysia (MYSA) pada 31 Juli 2022, serpihan roket China yang sama juga terpantau di wilayah Malaysia.
Serpihan roket China tersebut telah terbakar semasa memasuki ruang udara bumi dan pergerakan serpihan yang terbakar melintasi ruang udara Malaysia.
Fenomena itu dibuktikan dengan kesaksian dari masyarakat di wilayah Malaysia yang berhasil merekam fenomena tersebut dari perangkat seluler mereka dan menjadi viral. (Ant)