Ilmuwan Temukan Lubang Bulan untuk Manusia Bertahan Hidup

Lubang di Bulan
Sumber :
  • NASA/GSFC/Arizona State University

VIVA Tekno – Ilmuwan berpikir bahwa mereka telah menemukan tempat terpanas di Bulan serta sekitar 200 zona Goldilocks (tidak panas), yang mana mendekati suhu rata-rata di San Francisco, Amerika Serikat.

Gunung Lewotobi Erupsi Susulan Lebih Dahsyat, Zona Bahaya Akan Diperluas Jadi 10 Km

Bulan memiliki fluktuasi suhu yang liar, di mana bagian-bagian tertentu memanas hingga 127 derajat Celcius pada siang hari dan turun hingga minus 173 derajat Celcius pada malam hari.

Namun, 200 lubang Bulan yang baru dianalisis konsisten di suhu 17 derajat Celcius, yang berarti mereka sempurna bagi manusia untuk berlindung dari suhu ekstrem. 

PVMBG Naikkan Status Vulkanik Gunung Iya di Ende NTT

Lubang-lubang juga dapat melindungi astronot dari bahaya angin Matahari, mikrometeorit, dan sinar kosmik, melansir dari situs Live Science, Sabtu, 30 Juli 2022.
Lubang-lubang yang sebagian teduh dan berbentuk gua-gua gelap ini ideal untuk menjadi pangkalan Bulan, kata para ilmuwan. 
"Bertahan saat malam di Bulan sangat sulit karena membutuhkan banyak energi. Tetapi berada di lubang dan gua, hampir seluruhnya menghilangkan kesusahan itu," ujar Tyler Horvath, seorang mahasiswa doktoral dalam ilmu planet di University of California, Los Angeles.

Ini adalah penelitian yang telah dijalankan selama lebih dari satu dekade. Lubang pertama di permukaan Bulan ditemukan pada tahun 2009 oleh pengorbit Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) Kaguya (sebelumnya bernama SELENE atau SELenological and ENGineering Explorer). 

Bandara Komodo Dibuka Lagi setelah Dipastikan Negatif Paparan Abu Vulkanik Gunung Lewotobi

Studi terbaru menggunakan kamera termal, Diviner Lunar Radiometer Experiment pada robot Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) milik NASA.

Dari 200 lubang yang ditemukan, dua hingga tiga lubang mengarah ke sebuah gua, sementara 16 lubang tampaknya merupakan 'langit' untuk tabung lava yang runtuh. Di Bumi, tabung lava adalah gua berongga yang ditemukan dekat dengan permukaan di daerah vulkanik.

"Saat lahar mengalir, bagian atasnya memadat. Sementara lahar terus mengalir di bawahnya. Di beberapa tempat lahar benar-benar mengevakuasi sepenuhnya dan meninggalkan tabung lava," kata Horvath. 

Jadi jika tabung lava runtuh, lubang dibuat untuk bertindak sebagai langit ke rongga panjang. Proses yang sama terjadi miliaran tahun yang lalu ketika peristiwa vulkanik besar-besaran di Bulan menciptakan medan lava gelap yang disebut 'maria', merupakan bahasa Latin untuk laut.

"Lubang-lubang ini kemungkinan terbentuk karena benturan kecil yang melubangi langit-langit tabung lava atau aktivitas seismik yang melemahkan langit-langit," kata Horvath.

Luncuran lava pijar terlihat dari puncak kawah Gunung Karangetang.

Sisa Erupsi Gunung Karangetang Bisa Jadi Banjir Material Vulkanik, Menurut PVMBG

PVMBG mengingatkan warga agar mewaspadai banjir material vulkanik Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024