Fosil Manusia Purba Tertua Ditemukan, Bisa Ubah Sejarah
- U-Report
VIVA – Sebuah tulang rahang atas manusia purba yang ditemukan di Spanyol mengungkapkan fitur wajah unik dari seorang manusia yang mungkin merupakan kerabat manusia purba tertua yang pernah diketahui di Eropa.
Sebuah tim ahli paleoantropologi berhasil menggali fosil tersebut pada bulan Juni lalu di situs Sima del Elefante, sebuah situs arkeologi di Pegunungan Atapuerca dekat kota Burgos di Spanyol utara yang terkenal dengan temuan fosilnya.
Tengkorak yang terfragmentasi ini diyakini sebagai yang tertua dari sejenisnya yang pernah ditemukan di Eropa dan termasuk dari bagian tulang rahang atas (maksila) dan gigi hominid yang hidup sekitar 1,4 juta tahun yang lalu, ujar para peneliti dalam sebuah pernyataan, mengutip dari situs Sciencealert, Selasa, 19 Juli 2022.
Adapun, kelompok hominid mencakup semua anggota silsilah manusia dan kera besar yang masih hidup maupun yang telah punah, termasuk manusia dan kerabat manusia purba, serta simpanse dan gorila.
Sebelum penemuan ini, fosil hominid paling awal yang ditemukan di Eropa pernah ditemukan di Sima del Elefante pada 2008 lalu, fosil ini berusia 1,2 juta tahun. Temuan itu termasuk sebagian mandibula, atau tulang rahang bawah, dan beberapa fragmen tulang lainnya.
Penemuan terbaru ini menjadi kejutan bagi para peneliti, yang tidak pernah mengharapkan untuk menemukan fosil yang lebih tua dari yang sudah ditemukan di situs tersebut pada tahun 2008 yang lalu.
Tulang rahang atas yang baru ditemukan ini, terletak sekitar 6,5 kaki atau sekitar 2 meter lebih dalam daripada fosil yang ditemukan pada tahun 2008 lalu, fosil ini ditemukan oleh Edgar Téllez, seorang mahasiswa doktoral di Pusat Nasional untuk Penelitian Evolusi Manusia di Burgos.
Ahli paleoantropologi percaya bahwa, serupa dengan penemuan fosil sebelumnya, tulang rahang atas ini menunjukkan karakteristik yang merujuk pada pola evolusi wajah manusia.
"Di rahang atas ini juga ada proyeksi vertikal, seperti pada rahang bawah yang ditemukan pada 2008, yang bisa menunjukkan bahwa wajah modern ini sudah ada saat ini," kata Téllez kepada El País.
Dengan kata lain, Téllez dan timnya menganggap bahwa tulang itu mungkin tulang manusia purba yang lebih dekat kekerabatannya dengan orang Eropa modern dibandingkan dengan primata mirip kera, seperti Homo habilis, spesies manusia purba yang punah yang berasal dari Afrika. Zaman Pleistosen (2,6 juta tahun lalu hingga 11.700 tahun lalu).
Para peneliti percaya bahwa fosil itu mungkin berasal dari Homo antecessor, bahasa Latin untuk "manusia pionir", yang posisinya dalam silsilah keluarga manusia masih kontroversial tetapi, mungkin merupakan sepupu dekat manusia modern dan Neanderthal.
John Hawks, seorang antropolog di University of Wisconsin-Madison, yang tidak terlibat dalam penggalian ini, mengatakan bahwa penemuan baru ini akan membantu memberikan wawasan tentang populasi yang awalnya menghuni daerah ini pada masa lampau.
“Kami belum tahu persis di mana bagian rahang atas ini akan cocok, dan akan membutuhkan banyak pekerjaan dan perbandingan bagi tim itu untuk menentukan ini,” kata Hawks.
“Tetapi apa pun yang mereka tentukan, ini terkait dengan situs dengan bukti perilaku. Dan setiap bagian yang kita miliki terkait dengan situs dengan bukti perilaku, seperti membuat perkakas batu atau berburu, memberi tahu kita kapasitas perilaku leluhur dan kerabat."
Adapun, para peneliti di situs tersebut mengatakan bahwa akan diperlukan studi lanjutan sebelum mereka dapat menentukan usia pasti dari tulang rahang atas dan apakah itu terkait dengan fosil lain yang pernah ditemukan di sana.