Amerika dan Rusia Akhirnya Akur
- Asgardia.Space
VIVA Tekno – Terlepas dari Amerika Serikat (AS) yang telah memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Rusia atas perang di Ukraina. Tetapi, di luar angkasa, kedua negara ini menemukan cara untuk terus bekerja sama.
Dikabarkan, Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) dan Badan Antariksa Rusia (Roscosmos) telah menandatangani perjanjian yang telah lama dicanangkan, yaitu untuk bertukar kursi pada penerbangan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), mengutip dari situs Engadget, Senin, 18 Juli 2022.
Sebelumnya, setelah program pesawat ulang-alik telah secara resmi ditutup. Selama bertahun-tahun, NASA terus mengandalkan penerbangan Soyuz milik Rusia untuk mengangkut -astronot-astronotnya ke laboratorium di ISS tersebut, dan saat ini, setelah perusahaan besutan Elon Musk, yakni SpaceX telah berhasil mendapatkan sertifikasi Crew Dragon untuk penerbangan luar angkasa manusia. Badan Antariksa AS ini akan kembali mengamankan kursinya di Soyuz milik Rusia, sementara itu di sisi lainnya, astronot Rusia juga akan terbang dengan menggunakan penerbangan SpaceX Crew Dragon tersebut.
Dengan kata lain, perjanjian tersebut memastikan bahwa penerbangan yang dioperasikan oleh kedua badan antariksa negara tersebut ke stasiun luar angkasa internasional nantinya, tidak akan pernah berawak jika terjadi penerbangan yang dibatalkan atau keadaan darurat lainnya.
Selain itu, Badan tersebut juga mengatakan, bahwa penerbangan terintegrasi pertama antara NASA dan Roscosmos ini akan berlangsung pada sekitar bulan September mendatang, yang dimana, Anna Kikina akan menjadi kosmonot Rusia pertama yang terbang dengan awak Crew Dragon. Disana, dia akan bergabung dengan Nicole Mann dan Josh Cassada dari NASA, serta Koichi Wakata dari Jepang.
Sementara itu, astronot NASA lainnya, Frank Rubio juga akan terbang menuju ISS dengan menggunakan penerbangan Soyuz.
Menyusul, pada tahun 2023 mendatang, Andrei Fedyaev dari Rusia dan Loral O'Hara dari NASA juga akan turut bertukar kursi.
Adapun, tidak ada uang yang akan berpindah tangan di bawah perjanjian antara kedua badan antariksa ini, tidak seperti di masa lalu ketika NASA harus membayar Roscosmos sekitar US$56 juta (Rp838 Miliar) per kursi.