Demam Digitalisasi, Begini Nasib Perbankan di Masa Depan
- VIVA/Muhammad Naufal
VIVA – Bank OCBC NISP mengungkapkan, komposisi masyarakat Indonesia semakin menunjukkan kecenderungan permintaan terhadap digitalisasi yang semakin kuat kian harinya.
“Komposisi masyarakat Indonesia sudah hampir 50 persen in the next 5 years, dari riset-riset yang ada, demand-nya kan sudah jelas ya, masyarakat Indonesia pengen yang instan, serba cepat, serba digital,” kata IT Division Head Bank OCBC NISP Komang Artha Yasa di Jakarta, Rabu, 13 Juli 2022.
Oleh karena itu, ia meyakini pengaruh digitalisasi perbankan ke depannya akan mengambil peran yang besar terhadap dunia perbankan.
“Menurut saya, akan sangat besar sekali. Nah, pertanyaannya adalah bukan seberapa besar, tapi seberapa cepat, teknologi yang ada bisa diterapkan” ucap Komang.
Khusus melalui open banking, kehadiran sistem ini diklaim dapat memberikan layanan yang lebih cepat terhadap pelanggan dengan menggunakan teknologi.
“Dengan open banking maka konsep yang dibuat perbankan dalam hal pelayanan menjadi lebih cepat,” tuturnya.
Senada, Country Manager IDC Indonesia Mevira Munindra menyebut digitalisasi perbankan ke depannya tidak berhenti pada penggunaan metode virtual, melainkan menggunakan teknologi augmented reality (AR).
“Karena pandemi maka behavior masyarakat berganti, dari physical ke virtual. Nantinya akan bisa AR,” jelas Mevira. Meski begitu, ia mengingatkan kehadiran digitalisasi perbankan bukan untuk mengganti secara penuh proses perbankan konvensional.
“Sebab, ini merupakan gambaran masa depan dunia perbankan. Jadi, sekali lagi. Bukan berarti kita mengganti seluruh layanan, tapi ini future on top,” papar dia.