Aplikasi Kesehatan Rawan Maling, Masyakarat Diminta Eling
- Instagram/@accumepartners
VIVA – Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo mendorong masyarakat sadar akan Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi kesehatan digital dan mewujudkan masyarakat semakin cakap digital dalam bermedia sosial sehingga mampu mendukung tercapainya target kumulatif sebesar 50 juta orang terliterasi pada 2024.
Perkembangan kesehatan digital di Indonesia mulai berkembang sejak 1990-an dengan diperkenalkannya istilah telemedika, yaitu praktik kesehatan dengan menggunakan perangkat audio, visual dan data untuk kepentingan konsultasi, diagnosis, perawatan serta pengobatan.
Karena perkembangan dunia digital yang semakin cepat, tentu diiringi pula dengan perkembangan kesehatan digital, sebagai respons untuk menanggapi perkembangan ini, Kominfo bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi berkolaborasi mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital.
Sebelumnya, dunia kesehatan memanfaatkan teknologi digital hanya sebatas pelaporan saja. Tapi, untuk saat ini pemanfaatannya untuk kesehatan digital sudah berubah menjadi pelayanan. Perubahan tersebut meliputi kesehatan jarak jauh, kesehatan seluler, dan pengobatan jarak jauh.
Program Manager Portkesmas Communication Officer Sehatara, Michael Pratama Santoso, mengatakan perkembangan dunia teknologi informasi di dunia terus terjadi secara masif dan masyarakat mengalami perubahan gaya hidup menjadi serba digital.
"Masyarakat semakin nyaman dan percaya melakukan aktivitas digital termasuk melakukan aktivitas keuangan yang selama ini dianggap berisiko tinggi," ungkap dia, Selasa, 12 Juli 2022.
Michael mengingatkan, meskipun hanya menggunakan aplikasi kesehatan, masyarakat perlu mengamankan info penting seperti data pribadi apalagi yang terhubung ke aplikasi keuangan dari maling pencurian data oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
"Gunakan password yang panjang dan kombinasikan dengan karakter, agar menambah faktor keamanan akun Anda, hati-hati dalam menggunakan dunia digital agar terhindar dari kejahatan phising dan scam," tegasnya.
Kepala Eksekutif Hycom Komunikasi, Habibie Yukazein, menjelaskan banyak efek positif dari penggunaan aplikasi kesehatan yang selama ini kegiatan tersebut hanya dilakukan manual dan terkadang menimbulkan efek negatif.
"Sebelumnya, pengelolaan data pasien hanya dilakukan secara manual sehingga rentan akan kesalahan diagnostik, ketidakakuratan dan memakan waktu yang banyak, dengan memanfaatkan berbagai aplikasi kesehatan ini tentu akan dapat meminimalisir hal-hal tersebut," papar dia.
Habibie Yukazein juga menjelaskan banyak keuntungan yang didapat dengan memanfaatkan kesehatan digital, seperti akses cepat konsultasi dan penanganan kapan saja dan di mana saja, pembayaran yang mudah, serta manajemen data yang terus diperbaharui.