Donald Trump Ngecengin Elon Musk

Elon Musk dan Donald Trump.
Sumber :
  • Getty Images

VIVA Tekno – Elon Musk telah 'membuat dirinya kacau' dengan 'kontrak busuk' untuk membeli Twitter yang sekarang dihentikan, kata mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada rapat umum akhir pekan kemarin.

Berjabat Tangan, Joe Biden ke Donald Trump: Selamat Datang Kembali

Trump menyatakan bahwa salah satu prioritas Kongres Partai Republik adalah menghentikan sensor sayap kiri dan memulihkan kebebasan berbicara di Amerika Serikat (AS).

"Dia membuat dirinya sendiri berantakan. Itu hanya omong kosong, dia tidak akan membeli (Twitter)," kata Trump.

Trump Praises Indonesian President Prabowo’s English in Phone Call

Presiden AS ke-45 itu juga berbicara soal bagaimana Musk diduga memberi tahu bahwa dirinya telah memilih Trump. Namun baru-baru ini Pendiri Tesla dan SpaceX itu mengklaim tidak yakin dia pernah memilih seorang Republikan.

Namun, mantan pemimpin AS itu mengakui bahwa Musk bisa saja berubah pikiran lagi dan membeli Twitter. "Siapa yang tahu apa yang akan terjadi?"

Ucapkan Selamat, Biden Janjikan Transisi Pemerintahan yang Mulus kepada Trump

Miliarder itu pertama kali memproklamirkan diri sebagai 'absolutis kebebasan berbicara' saat pertama kali mengungkapkan pembelian saham Twitter pada awal April, sebelum mengusulkan untuk membeli platform.

Musk bersumpah untuk memperbaiki platform dengan mengalahkan bot spam dan mengautentikasi semua manusia. Dewan perusahaan pada awalnya berusaha untuk melawan pengambilalihan yang tidak bersahabat, tetapi akhirnya menerima tawaran pada 25 April.

Namun akhir pekan lalu, dia tiba-tiba membatalkan kesepakatan senilai US$44 miliar, menuduh perusahaan media sosial itu melanggar banyak ketentuan dari perjanjian merger.

Sementara Twitter mengancam akan menuntut Musk untuk memaksanya menyelesaikan kesepakatan atau membayar biaya pemutusan sebesar US$1 miliar.

"Dia punya kontrak yang cukup busuk. Saya melihat kontraknya, bukan kontrak yang bagus," klaim Trump, menurut situs Russian Today, Selasa, 12 Juli 2022.

Trump hampir secara bersamaan dilarang ada di Twitter, Facebook, YouTube, dan platform media sosial lainnya saat masih menjabat. Hal tersebut diduga karena kekhawatiran tweet-nya tentang dugaan penipuan pemilih dalam Pemilu 2020.

"Saya akan membatalkan larangan permanen," kata Musk sesaat sebelum kesepakatan akuisisi ditunda pada bulan Mei. Trump menyebutnya sebagai keputusan yang buruk secara moral dan sangat bodoh.

Bagaimana pun, Trump bersikeras tidak akan kembali ke Twitter, bahkan jika akunnya yang memiliki sekitar 89 juta pengikut diaktifkan kembali. Trump mengatakan bahwa dirinya akan menggunakan platformnya sendiri, Truth Social.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya