NASA Tangkap Fenomena Gerhana Matahari di Luar Angkasa
- www.pixabay.com/sandid
VIVA – Gerhana Matahari merupakan fenomena alam yang cukup spektakuler untuk dilihat. Sayang, ada banyak hal yang bisa menghalangi pemandangan seperti ini jika dilihat dari Bumi, seperti cuaca mendung atau waktu malam.
Tapi tidak demikian jika kita berada di luar angkasa. Wahana dari Badan Penerbangan dan Antariksa atau NASA mampu menangkap rangkaian gambar Gerhana Matahari Parsial yang baru-baru ini terjadi.
Solar Dynamics Observatory (SDO) memotret Bulan yang lewat di depan Matahari pekan lalu. Transit dimulai pukul 05.20 BST atau 11.20 WIB dan berlangsung sekitar 35 menit. Pada puncaknya, Bulan menutupi 67 persen permukaan api dari bintang induk kita, Matahari.
Gambarnya sangat jelas sehingga semua tonjolan dapat terlihat di permukaan Bulan saat melintas di depan Matahari. Hal ini telah diidentifikasi sebagai bagian dari pegunungan Leibnitz dan Doerfel yang ada di satelit alami Bumi.
Gerhana Matahari terjadi ketika Bulan melintas di antara Matahari dan Bumi yang kemudian menghalangi Matahari, mengutip dari laman Metro, Senin, 4 Juli 2022. Ada tiga jenis Gerhana Matahari yaitu Gerhana Matahari Sebagian, Gerhana Matahari Tahunan, dan Gerhana Matahari Total.
Gerhana Matahari Total terjadi ketika Matahari, Bulan dan Bumi berada dalam satu garis lurus. Fenomena tersebut akan memperlihatkan Matahari yang benar-benar terhalang atau berarti langit akan menjadi sangat gelap seolah-olah malam hari.
Sementara Gerhana Matahari Parsial terjadi ketika Matahari, Bulan, dan Bumi tidak sejajar. Separuh Matahari akan tertutup dan tampak memiliki bayangan gelap di sebagian kecil permukaannya.
Terakhir adalah Gerhana Matahari Cincin yang terjadi saat posisi Bulan berada jauh dari Bumi. Di sini, Bulan tidak menghalangi seluruh pandangan Matahari dan membiarkan tepi luarnya terbuka, menciptakan efek seperti cincin.