Kota Kuno Ditemukan di Sungai Tigris Akibat Kekeringan Ekstrem
- Live Science/Image credit: Universities of Freiburg and Tübingen, KAO
VIVA – Kekeringan yang ekstrem menyebabkan kota kuno berusia 3.400 tahun muncul kembali dari reservoir di Sungai Tigris di Irak Utara. Para arkeolog pun langsung berlomba untuk menggalinya sebelum air kembali menutupi kota kuno tersebut.
Para peneliti telah lama mengetahui sisa-sisa kota kuno tersebut, tetapi mereka hanya dapat menyelidikinya selama musim kemarau saja. Kota kuno tersebut diketahui merupakan Kota Zaman Perunggu yang disebut Kemune dalam situs arkeologi. Kota tersebut adalah peninggalan Kekaisaran Mittani (dieja juga sebagai Kekaisaran Mitanni), sebuah kerajaan kuno yang memerintah bagian utara Mesopotamia dari sekitar 1500 SM sampai 1350 SM.
Melansir dari Live Science, sebagian Kemune telah digali oleh para arkeolog pada tahun 2018 lalu dan menemukan sebuah istana yang hilang dengan dinding dan kamar setinggi 22 kaki (7 meter) yang didekorasi dengan lukisan mural.
Namun pada musim kemarau kali ini, para peneliti memetakan sebagian besar kota, termasuk kompleks industri dan fasilitas penyimpanan bertingkat yang kemungkinan menyimpan barang-barang dari seluruh wilayah, menurut sebuah pernyataan yang dirilis oleh Universitas Tübingen di Jerman.
"Hasil penggalian menunjukkan bahwa situs tersebut merupakan pusat penting di Kekaisaran Mittani," kata Hasan Qasim, seorang arkeolog yang bekerja di situs tersebut dan ketua Organisasi Arkeologi Kurdistan yang dikutip VIVA dari Live Science pada Senin 27 Juni 2022.
Menurut Ivana Puljiz, seorang profesor junior kuno Arkeologi Timur Dekat di Universitas Freiburg di Jerman yang juga mengerjakan penggalian ini mengatakan bahwa Kemune adalah satu-satunya pusat kota yang diketahui dari Kekaisaran Mittani yang terletak langsung di Sungai Tigris. Tempat ini menunjukkan penyeberangan yang dikendalikan kota di bagian jalur air dan mungkin juga merupakan titik penghubung penting bagi kekaisaran.
Sebagian besar kota kemungkinan hancur karena dampak gempa bumi yang terjadi pada sekitar tahun 1350 SM. Akan tetapi beberapa reruntuhannya terpelihara di bawah tembok yang runtuh. Kemudian manusia membanjiri situs tersebut dengan air selama pembangunan Bendungan Mosul pada tahun 1980-an. Saat itu, para arkeolog mengetahui tentang Kemune, tetapi mereka belum menyelidiki situs tersebut.
Kemune kembali ditemukan oleh para peneliti pada tahun 2010, tetapi mereka tidak dapat menggali sampai ketinggian air waduknya cukup rendah selama kekeringan besar pada tahun 2018. Mereka memiliki kesempatan kedua untuk menganalisis kota kuno tersebut pada tahun 2022.
Arkeolog Kurdi dan Jerman pun membentuk tim dalam beberapa hari setelah memutuskan untuk menyelidiki Kemune dan bekerja dengan cepat di lokasi tersebut pada bulan Januari dan Februari. Di antara reruntuhan Mittani tersebut, tim peneliti menemukan lebih dari 100 tablet tanah liat dari periode Asyur tengah (dari sekitar 1365 SM).
Setelah Kekaisaran Mittani berakhir, orang Asyur membangun pemukiman baru di Kemune dan tablet mereka mungkin berisi tulisan tentang perubahan kerajaan ini.
"Kami belum tahu apa yang tertulis di teks-teks itu. Tapi kami berharap mereka memberikan informasi tentang awal pemerintahan Asyur di wilayah tersebut,” kata Puljiz.
Beberapa parit arkeolog terisi air saat waduk naik pada bulan Februari. Mereka meletakkan lembaran plastik di gedung-gedung dan menutupi lembaran itu dengan kerikil untuk melindungi kota dari kerusakan lebih lanjut. Saat ini Kemune kembali tenggelam oleh air dan para peneliti belum mengetahui kapan mereka bisa kembali menelitinya lagi.
"Benar-benar tidak dapat diprediksi kapan situs itu akan muncul kembali. Itu bisa muncul paling cepat musim panas ini atau paling lambat beberapa tahun dari sekarang,” katanya lagi.