Senyapnya Indocomtech 2022 di Hari Pertama

Indocomtech 2022.
Sumber :
  • VIVA/Misrohatun Hasanah

VIVA – Pameran teknologi terbesar di Indonesia Indocomtech 2022 yang digelar di JCC Senayan, Jakarta Selatan, terlihat berbeda dari dua tahun sebelumnya. Saat ini acara tersebut hanya menggunakan Exhibition Hall A.

Dharma Sebut Bio Weapon untuk Pandemi Selanjutnya Sudah Disiapkan, Gong Kematian Pengusaha Jakarta

Padahal, sebelum pandemi COVID-19, pameran ini menggunakan area Exhibition Hall A dan B. Jika dibandingkan dengan Indocomtech 2019, merek yang berpartisipasi jumlahnya hingga 250 peserta, sedangkan target pengunjungnya lebih dari 200 ribu orang.

Sementara untuk tahun ini hanya ada 75 merek yang bergabung dengan target pengunjung 50 ribu hingga 100 ribu selama lima hari atau pada 22-26 Juni 2022.

Hebat! Pria Ini Bantu Ratusan UMKM di Tabalong Bebas dari Rentenir, Begini Caranya

"Total kurang lebih ada 75 merek yang berpatisipasi. Banyak pemain lama yang masih malu-malu. Kita harap tahun depan bisa lebih baik lagi," ujar Dewan Pembimbing Yayasan Apkomindo Indonesia Chris Irwan Japari.

Salah satu peserta pameran, Zyrex, juga mengakui untuk hari pertama ini relatif sepi karena kasus COVID-19 yang tengah naik. Meski begitu mereka belum bisa bicara banyak karena harus melihat dua hingga tiga hari ke depan.

Jumlah Pengangguran di Indonesia Turun Jadi 7,47 Juta Orang Per Agustus 2024

"Beda banget rasanya. Dulu ribuan orang yang datang ke sini. Hari pertama sepi," imbuh Marketing Communication Zyrex, Cecillia Pieters.

Sementara Marketing Manager MSI Indonesia, Livia, juga mengakui bahwa Indocomtech yang dilaksanakan sebelum pandemi COVID-19 terlihat lebih ramai.

"Tapi kita tetap adakan, ya, untuk tahun ini karena memang ini jadi satu-satunya ajang promo. Sekarang lebih sepi. Tapi mungkin karena baru hari pertama," tutur dia.

Untuk Indocomtech tahun ini, Zyrex menargetkan 1.000 laptop terjual. Sementara HP Indonesia belum menentukan targetnya, hanya berharap bisa menjual sebanyak-banyaknya.

Sedangkan MSI Indonesia tidak memiliki target karena mereka lebih mengutamakan membangun kembali hubungan dengan konsumen secara offline setelah terhalang pandemi COVID-19 selama dua tahun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya