5 Cara Berhenti Overthinking, Bikin Hidup Kamu Lebih Mudah
- http://www.direktori-wisata.com/
VIVA – Overthinking mungkin sudah lama menjadi pembahasan yang melekat dikalangan mahasiswa bahkan orang tua sekalipun. Ketika kamu sedang mengalami overthinking kamu sebenarnya sedang terhabat dalam hal menyelesaikan masalah dan bukan memudahkan kamu menyelesaikan satu masalah.
Secara sederhana, overthinking adalah situasi dimana kamu menggunakan banyak waktu hanya untuk sekedar berpikir dan tidak melakukan tindakan apapun yang mana dalam penerapannya kamu akan kehilangan banyak waktu.
Lantas, apakah kamu bagian dari orang yang suka berfikir secara berlebih? Jika iya, mungkin kamu masuk dalam orang yang overthinking. Terkait hal ini, perlu digaris bawahi jangan sampai kamu menyalah artikan dengan orang yang memiliki sifat ‘pemikir’.
Karna mereka cenderung berpikir untuk mengambil keputusan yang baik dan yang memang perlu dipikirkan, sedangkan overthinking biasanya suka menghabiskan banyak waktu hanya untuk memikirkan hal sepele bahkan yang belum tentu bermanfaat. Bisa dipahami?
Nah, pada artikel kali ini, VIVA telah merangkum 5 cara agar kita dapat mencegah kebiasaan buruk ini (overthinking) melansir dari beberapa sumber, berikut ulasannya:
5 Cara Berhenti overthinking
1. Lepaskan perfeksionisme.
Perfeksionisme adalah penghalang untuk pengambilan keputusan yang cepat dan efektif karena ini adalah latihan dalam pemikiran semua-atau-tidak sama sekali. Salah satu hambatan perfeksionis adalah keyakinan bahwa jika kamu membuat pilihan selain yang "benar", maka kamu gagal.
Untuk meyakinkan kamu jika perfeksionisme dapat menjebak adalah melalui kesalahpahaman bahwa kamu harus mengetahui segalanya, mengantisipasi setiap pergantian peristiwa, dan membuat rencana yang lengkap sebelum mengambil tindakan. Tentu ini sangat membosankan.
Kamu dapat melawan kecenderungan perfeksionis dengan mengajukan pertanyaan seperti ini kepada diri sendiri:
- Manakah dari pilihan ini yang akan memiliki efek positif terbesar pada prioritas utama saya?
- Dari orang-orang yang akan mengetahui keputusan ini, mana satu atau dua dari mereka yang paling tidak ingin saya kecewakan?
- Apakah ada tindakan yang dapat saya ambil hari ini yang akan menggerakkan saya untuk mewujudkan tujuan saya?
- Mengingat informasi yang saya miliki sekarang, apa hal terbaik yang harus dilakukan selanjutnya?
Berfokus pada langkah berikutnya jauh lebih realistis dan bermanfaat daripada mencoba mengantisipasi apa yang telah dilakukan berbulan-bulan atau bertahun-tahun sebelumnya.
2. Letakkan masalah ke dalam perspektif.
Sebelum membuat pilihan, buatlah daftar tertulis tentang prioritas, orang, dan tujuan mana yang akan terpengaruh oleh keputusan yang kamu buat, itu akan memperjelasnya.
Tes 10/10/10 adalah alat yang dapat kamu gunakan untuk ini. Jika kamu khawatir tentang konsekuensi dari keputusan potensial, tanyakan pada diri sendiri bagaimana perasaannya tentang hal itu 10 minggu kemudian, 10 bulan kemudian, atau 10 tahun kemudian.
Ada kemungkinan besar bahwa keputusan yang telah kamu buat tidak akan terlalu penting atau mungkin kamu dapat membuatnya jauh lebih hebat. Dengan mengambil pandangan panjang kamu dapat mengesampingkan perfeksionisme dan dapat lebih fokus.
3. Biarkan intuisi kamu yang memimpin.
Sederhananya intuisi adalah bentuk pengenalan pola, jadi ketika kamu dihadapkan dengan suatu situasi, otak akan dengan cepat membandingkannya dengan semua pengetahuan dan pengalaman masa lalu, kemudian menawarkanmu ‘firasat’ berdasarkan penilaian awal ini. Proses tersebut otomatis dan jauh lebih cepat daripada pikiran sadar kita, jadi ketika waktu sangat penting dan data terbatas, intuisi bisa menjadi cara terbaik untuk membuat pilihan.
Beberapa informasi menyebut Penelitian telah menunjukkan bahwa kombinasi intuisi dan pemikiran logis mengarah pada keputusan yang lebih cepat, lebih baik, dan lebih akurat, dan mampu membuat kamu lebih percaya diri dalam mengambil keputusan daripada jika kamu hanya mengandalkan pemikiran analitis.
4. Kurangi berpikir untuk hal sepele, itu sangat membuat lelah
Ratusan keputusan menuntut perhatian kamu setiap harinya. mulai dari baju apa yang kamu pilih untuk ke pesta, ‘makan apa siang ini’ hingga urutan saat kamu menjawab DM di Instagram dan perlu kamu ketahui setiap keputusan dapat menghabiskan cadangan energi mental dan emosional kamu.
Hal ini dapat membuat kamu cenderung terlalu memikirkan segalanya, jadi semakin sedikit pilihan yang kamu buat, semakin besar sumber daya kamu untuk keputusan yang benar-benar penting.
Kamu dapat menghilangkan beban membuat keputusan terus-menerus dengan menyiapkan rutinitas sederhana, misal seperti lemari pakaian yang kamu buatkan jadwal atau buat rencana makan mingguan, dengan itu kamu telah memperoleh cara untuk menghilangkan beberapa keputusan yang tidak menyita waktumu.
5. Kuasai seni bangun batasan kreatif dirimu.
Hukum Parkinson menyatakan bahwa pekerjaan kita berkembang untuk mengisi berapa banyak waktu yang kita alokasikan untuk itu. Contohnya, kamu diberikan waktu satu bulan untuk menyelesaikan presentasi, itu berarti bahwa proyek tersebut akan memakan waktu satu bulan penuh. Namun, tenggat waktu satu minggu akan memberimu hasil yang serupa dalam waktu singkat. Bisa dipahami? Jika belum, coba baca sekali lagi.
Kerap kali kita secara tidak sadar terlalu lama memikirkan sesuatu hingga menghabiskan waktu seminggu atau bahkan lebih dari itu untuk mengkhawatirkan tugas yang sebetulnya hanya membutuhkan waktu satu jam untuk diselesaikan.
Pernah dengar kata ‘Kepepet’?
Dengan menggunakan batasan kreatif, kamu dapat memberikan akuntabilitas pada diri sendiri untuk melewati proses berpikir berlebihan yang panjang. Misalnya, kamu dapat membuat tenggat waktu untuk menyelesaikan keputusan dengan set alarm di ponsel, tandai tanggal di kalender kamarmu, atau bahkan hubungi atasanmu dan beri tahu mereka kapan kamu akan menghubungi mereka kembali. Dengan begini, kamu akan memiliki batas jelas untuk tidak terlalu lama menyelesaikannya.