Ini Zalo, Aplikasi Pesan Instan yang Sukses Tumbangkan WhatsApp
VIVA – WhatsApp diketahui selalu menjadi platform pesan instan paling populer di dunia. Hingga saat ini. Namun, popularitasnya tidak berlaku di Vietnam. Masyarakat di negeri Paman Ho itu lebih suka menggunakan Zalo.
Informasi saja, Zalo merupakan aplikasi pesan instan gratis yang dikembangkan Perusahaan Internet Vinagame (VNG) pada 2012.
Dijuluki aplikasi super atau super app, VNG mengintegrasikan berbagai fitur seperti jejaring sosial hingga e-commerce. Pada tahun pertama rilis, Zalo sudah bisa melakukan panggilan suara dan SMS seluler gratis.
Kemudian, terus berekspansi sampai memiliki berbagai layanan, seperti pesan instan dan obrolan grup, berbagi multimedia, official acount (OA), iklan, umpan berita, layanan pinjaman bank, toko online, pemesanan transportasi umum, layanan kesehatan, hingga pemesanan hotel.
Memiliki tagline 'dibangun oleh masyarakat lokal untuk masyarakat lokal', aplikasi pesan instan Zalo berhasil memahami dan menguasai pasar Vietnam.
Pendirinya, Vuong Quang Khai, merancang produk ini untuk berjalan lancar untuk ponsel kelas bawah (entry-level) dan tidak membutuhkan koneksi internet yang terlalu bagus.
Orientasi bisnis yang 'berpihak ke rakyat' ini membuat Zalo berkembang pesat. Bahkan, Zalo sukses menjungkalkan WhatsApp yang sudah lebih dahulu masuk pasar Vietnam.
Ketika aplikasi pesan instan serupa tidak banyak berinvestasi dalam kegiatan promosi, Zalo justru sebaliknya. Mereka menghabiskan US$2 juta (Rp29 miliar) selama satu tahun setelah peluncuran, seperti dikutip VIVA Tekno dari situs Prodima Vietnam, Kamis, 26 Mei 2022.
Berkat kampanye pemasaran yang kuat inilah, Zalo memiliki 2 juta pengguna pada 2013. Mereka pun menjadi pemain yang solid untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang memiliki preferensi kuat untuk produk lokal.
Nama Zalo memiliki arti rasa lokal. Zalo adalah kombinasi dari Zing (layanan web VNG) dan 'Alô' ('Halo' dalam bahasa Vietnam).
Mengikuti program pemerintah 'Vietnam First', VNG merancang Zalo dengan antarmuka yang ramah lokal serta berbahasa Vietnam. Bahasa Inggris juga tersedia, namun fokus utamanya tetap bahasa lokal.
Hal ini akan berguna untuk memastikan pemahaman yang lebih baik tentang pasar. Selain itu, Zalo juga memutuskan untuk memprioritaskan pengguna Vietnam.
Pada Januari 2021, Zalo melaporkan sudah mengantongi 60 juta pengguna aktif bulanan, di mana 68 persennya berusia 24-44 tahun dan 52 persen pria serta 48 persen wanita.
Pada saat yang sama, Hootsuite juga mencatat bahwa Zalo sukses menjadi platform media sosial ketiga yang paling banyak digunakan di Vietnam, setelah YouTube dan Facebook.