Fakta Baru Mengenai Bisa Ular dan Laba-laba
- Pixabay
VIVA – Molekular Biologis asal Northumbria University di Inggris Sterghios Moschos menemukan bakteri yang terkandung pada bisa ular dan laba-laba.
Meskipun bakteri memang dikenal memiliki ketahanan dan kemampuan hidup di tempat yang paling aneh atau pun sangat tidak bersahabat, seperti dasar laut, gurun maupun belerang, tentu temuan ini tetaplah mengejutkan.
Hal itu karena selama ini diperkirakan terdapat antibakteri yang terkandung di dalam bisa ular dan laba-laba yang membuat ilmuwan berasumsi mereka steril dan tidak akan terdapat mikroba yang hidup di dalamnya.
"Kami berhasil mengidentifikasi bakteri di dalam DNA dan mereka bermutasi untuk bertahan dari bisa ular. Ini hal yang luar biasa," ujar Moschos, seperti dikutip situs Science Alert, Rabu, 25 Mei 2022.
Temuan ini sekaligus memberikan pandangan baru. Selain harus dibersihkan dari racun yang dihasilkan oleh bisa, orang yang digigit ular atau laba-laba yang memiliki bisa, juga akan mengalami infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang terkandung di dalamnya.
Sebab, selama ini diagnosa pada umumnya gagal untuk mengidentifikasi bakteri jenis ini secara akurat, sehingga membuat dokter bingung yang berujung pada kekeliruan dalam memberikan antibiotik yang berpotensi dapat membuat kondisi korban menjadi semakin parah.
Meskipun selama ini kita mengira bisa ular steril, namun gigitannya tidak sama sekali. Bakteri yang hidup di mulut ular bisa saja muncul dari kotoran yang tersisa dari korban yang digigit.
Dalam penelitian ini pula, Moschos dan tim hendak meneliti apakah bisa dan kelenjar bisa pada ular dan laba-laba dapat menjadi sumber daripada bakteri tambahan. Jika benar, maka bagaimana cara mikroba beradaptasi untuk hidup di dalamnya. "Ini sangat menarik untuk diteliti lebih dalam," jelas dia.
Dengan demikian, menangani gigitan hewan berbisa seperti ular atau laba-laba tidak sesederhana itu, karena ada bakteri yang terkandung di dalamnya. Selain itu, penelitian ini juga yang memberikan kita alat baru untuk semakin mengerti dan mendalami sistem perlawanan antibiotik.